LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PEMBESARAN PERIKANAN LAUT
PEMBESARAN KERANG MUTIARA
AIR TAWAR (Anadonta
woodiana)
Oleh :
Nama : Jihan
Ibnu Hayyan
NIM : B0A013007
Kelompok : 5 (Lima)
KEMENTERIAN
RISET, TEKHNOLOGI PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
BIOLOGI
PROGRAM
STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN
DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mutiara merupakan salah satu komoditas
dari sektor kelautan yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek
pengembangan usaha di masa datang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya
peminat perhiasan mutiara dan harganya yang terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Potensi mutiara dari Indonesia yang diperdagangkan di pasar
dunia sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Saat ini Indonesia baru memberikan
porsi 26 persen dari kebutuhan di pasar dunia, dan angka ini masih dapat untuk
ditingkatkan sampai 50 persen. Sumber daya kelautan Indonesia masih
memungkinkan untuk dikembangkan, baik dilihat dari ketersediaan areal budidaya,
tenaga kerja yang dibutuhkan, maupun kebutuhan akan peralatan pendukung
budidaya mutiara.
Usaha untuk memperoleh mutiara saat
ini mengalami perkembangan, semula diperoleh dari hasil penyelaman di laut,
sekarang sudah dilakukan dalam bentuk budidaya. Hal ini dikarenakan penyediaan
kerang mutiara dari hasil tangkapan di laut bebas terus mengalami penurunan
dari tahun ke tahun sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang terus
meningkat. Selain itu harganya pun dari waktu ke waktu semakin meningkat karena
besarnya permintaan mutiara, baik dari domestik maupun dari manca negara.
Mutiara menjadi barang mewah dan lebih disukai daripada emas, terutama di Jepang.
Untuk mengatasi hal itu, usaha menghasilkan mutiara pada saat ini sudah
dilakukan secara terintegrasi oleh perusahaan dengan modal besar, dari mulai
benih (spat) dari pembenihan atau hatchery hingga pasca panen.
Proses budidaya kijing mutiara air tawar dapat
dilakukan dengan sistem tumpang sari, kijing dapat di budidayakan bersamaan
dengan jenis komuditas perikanan lain seperti ikan Mujair dan Gurami, di kolam
kijing berperan sebagai penjaga kualitas air sehingga dapat mengurangi kegiatan
penggantian air pada kolam budidaya. Bila dibandingkan dengan usaha budidaya
ikan, budidaya mutiara air tawar lebih mudah dalam pemeliharaanya karena kijing
tidak memerlukan pakan tambahan seperti halnya ikan yang dibudidayakan.
Disamping itu masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang budidaya ikan
sehingga nanti dapat memberikan warna baru dalam kegiatan budidaya yang lebih
memiliki potensi yang menjanjikan.
Kijing
Taiwan (Anodonta
woodiana) merupakan
kerang air tawar yang berasal dari
Taiwan. Kijing ini masuk ke Indonesia
tanpa di sengaja ketika Indonesia
mengintroduksi ikan nila pada tahun
1969. Selama ini peranan biologisnya
memproduksi mutiara belum di
manfaatkan secara optimal padahal Kijing
Taiwan ini penghasil mutiara air tawar
yang sangat potensial, cangkangnya sebagai
bahan baku pembuatan asesoris seperti
kancing, kalung, anting, selain itu cangkangnya
dapat pula digunakan sebagai
produk kalsium (Fauzan, 2011).
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui sarana
dan prasarana pembesaran kerang mutiara air tawar.
2. Mahasiswa dapat melakukan
pemasangan inti blister pada kerang mutiara.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan kerang
mutiara pasca pemasangan inti.
II.
TINJAU
PUSTAKA
2.1. Teknik
Budidaya Kerang Mutiara (Anandonta woodiana)
Budidaya
mutiara adalah salah satu peluang bisnis yang cukup potensial. Mutiara memiliki
bentuk yang indah dan harga yang cukup mahal di pasaran. Meskipun mutiara
dibentuk secara alami oleh alam, namun peran manusia juga yang ikut
mempengaruhi kualitas mutiara tersebut. Manusia yang harus menyeleksi
kerang-kerang terbaik yang akan disisipi bibit mutiara. Meskipun begitu,
kualitas mutiara hasil budidaya manusia ternyata masih sangat minim
dibandingkan jenis mutiara lainnya.
1. Memasang
Kolektor
Cara
kerja kolektor ini cukup sederhana. Kolektor tersebut digunakan sebagai tempat
menempel untuk larva kerang mutiara yang telah berkembang menjadi spat.
Kolektor ini dipasang pada sarana apung. Untuk lama perendamannya tergantung
pada tingkat pertumbuhan spat tersebut. Pada umumnya, lama perendaman lebih
dari dua bulan.
Setelah
didapat spat yang diinginkan, kemudian kolektor dibersihkan dari kotoran.
Terkadang bukan hanya spat dari larva kerang mutiara saja yang menempel, namun
juga spat dari organisme lain dan beberapa kotoran yang ikut menempel. Spat
kerang mutiara memiliki kondisi yang cukup rentan. Oleh karena itu, pastikan
jika proses pengambilan dilakukan secara hati-hati.
Cara
pengambilan spat yang benar adalah dengan memotong byssus, bukan dengan menarik
paksa spat sampai keluar. Segera lakukan pemindahan dengan cepat karena spat
cukup sensitif dengan perbedaan suhu di luar air. Gunakan kotak panel yang
memiliki ruang yang cukup sebagai tempat pemindahan spat kerang mutiara.
2. Cara
Budidaya Kerang Modern
Cara
budidaya kerang mutiara saat ini berbeda dengan budidaya jaman dahulu. Sekarang
bibit yang digunakan adalah bibit hasil hatchery. Di beberapa Negara maju
bahkan sudah mulai diterapkan program seleksi untuk menentukan mana kerang yang
paling bagus untuk dijadikan induk. Untuk menentukan bagus tidaknya kerang bisa
dilihat dari pertumbuhan, morfologi cangkang dan warna nacre.
Populasi
mutiara di alam saat ini lebih banyak didominasi pleh mutiara buatan hasil
rekayasa manusia. Sebagai negara dengan potensi laut yang tinggi, Indonesia
merupakan salah satu negara penghasil mutiara terbesar bersama dengan Jepang,
China dan Australia.
3. Teknik
Budidaya Weakening Process
Cara
budidaya kerang mutiara cukup rumit. Dibutuhkan ketelitian, ketelatenan dan
kesabaran yag tinggi untuk menghasilkan mutiara terbaik. Teknik budidaya kerang
mutiara yang cukup biasa dilakukan adalah dengan cara weakening process. Ini
adalah cara budidaya dengan melemahkan kerang mutiara. Lama proses ini
disesuaikan dengan jenis kerang mutiara. Bisa dari dua minggu bahkan sebulan
sebelum operasi. Weakening process adalah kegiatan yang penting karena membuat
kerang mutiara stress dan mempercepat fase reproduksi. Operasipun lebih mudah
dilakukan karena gonad sudah kosong. Gonad yang penuh akan menyulitkan proses
operasi.
Cara
ternak menggunakan weakening process dilakukan dengan menutup kerang
menggunakan sarung yang memiliki pori-pori sangat kecil. Ini membuat partikel
makanan kerang mutiara tersaring. Meskipun begitu, kerang mutiara masih akan
tetap hidup. Operasi tanpa melakukan proses pelemahan membuat kerang mutiara,
seperti pinctada maxima tetap kuat dan menyebabkan cangkang susah dibuka.
Untuk
memudahkan proses operasi, air dalam tangki dikeluarkan sehingga kerang akan membuka
cangkang dan mantel tertarik ke dalam. Pada saat ini, pengganjal diletakkan di
antara cangkang dan operasi bisa dilakukan dengan mudah.
2. 2. Anadonta
woodiana
2.2.1.
Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi
anadonta menurut Rahman (2005)
adalah :
Kingdom : Animalia
Subkingdom
: Bilateria
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Unionida
Familly : Unionidae
Genus
: Anadonta
Spesies
: Anadonta woodiana
Gambar 1. Anadonta
woodiana
|
Morfologi
Anadonta sp. tubuhnya terdiri dari
dua keping berbentuk sama, bernapas dengan insang dan mantel.Tubuh Kijing atau
kerang air tawar terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar.
Bagian luar di sebut cangkang atau kulit. Sebagian besar organ tubuh kerang air
tawar berada di bagian dalam. Organ-organ itu hanya bisa dilihat apabila
cangkangnya dibuka dengan lebar, sedangkan bila dibuka dengan sempit, hanya
beberapa organ saja yang bisa dilihat. Cangkang atau kulit adalah bagian yang
langsung berhubungan dengan perairan. Warnanya coklat kehi-jauan. Bagian ini
sangat keras seperti batu. Bila dilihat dari atas, sebagian besar cangkang
kerang air tawar berbentuk oval, tapi ada juga yang mendekati bulat. Sedangkan
bila dilihat dari samping, cangkang kerang air tawar berbentuk lonjong di satu
bagian, lalu memipih ke bagian lainnya (Arika, 2004).
Ada
dua bagian pada cangkang kerang air tawar, yaitu cangkang sebelah kiri dan
cangkang sebelah kanan. Cangkang kiri biasanya lebih pipih dibandingkan dengan
cangkang kanan. Kedua cangkang dihubungkan dengan sebuah engsel, sehingga kedua
bagian cangkang itu membuka dan menutup. Cangkang kerang air tawar dihiasi
dengan beberapa lingkaran berupa lekukan. Lingkaran-lingkaran berpusat pada
sebuah titik yang dekat engsel. Lingkaran paling besar nampak dibagian tepi
cangkang, lalu mengecil ke titik pusat. Ada enam sampai delapan lingkaran pada
setiap cangkang kerang air tawar. Lingkaran-lingkaran itu berwarna tak jauh
dari warna cangkang, tapi ada juga yang berwarna kuning. Bila dipecah, pada
cangkang kerang air tawar akan terlihat tiga buah lapisan. Lapisan pertama
disebut Periostracum layer. Lapisan kedua disebut prismatic layer. Sedangkan
lapisan ketiga disebut nacreous layer. Setiap lapisan dapat dibedakan dari struktur
dan warnanya (Mulyanto, 1970).
2.2.2 Habitat Anandonta
woodiana
Kijing
atau kerang air tawar banyak ditemukan di perairan yang jernih dan mengalir tak
begitu deras. Sebagian besar tubuhnya terbenam dalam lumpur, sedang sebagian
kecilnya nampak di permukaan lumpur. Perairan ini beroksigen tinggi, tapi
miskin kalsium dan nutrien. Sudah pasti, di perairan seperti ini pertumbuhan
hewan ini sangat lambat dan untuk mencapai dewasa dan matang gonad memerlukan
waktu lama. Berbeda sekali dengan habitat kerang air tawar lainnya, seperti
kerang burung (Anadonta cagnaea) dan kerang burung (Anadonta anatina). Kedua
kerang ini hidup di perairan yang kaya dengan kalsium dan nutrien. Sudah pasti,
kerang burung dan kerang bebek lebih cepat pertumbuhannya dan tak membutuhkan waktu
terlalu lama untuk mencapai dewasa dan pematangan gonad. Kijing hidup dengan baik pada suhu air berkisar
antara 11-290 C dengan pH antara 4,8-9,8 (Hartono, 2007).
III.
MATERI
DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
3.1.1. Alat
Alat
|
Kegunaan
|
Shell
Holder
|
Menjepit/
menahan kerang
|
Shell
opener
|
Membuka
cangkang
|
Blister
carrier
|
Memasukkan
inti
|
Baji
|
Menahan
cangkang kerang
|
Spatula
|
Membuka
bagian kerang yg akan dimasukkan inti blister
|
Gunting
|
Menggunting
ban sebagai alas inti blister
|
Kapas/tissue
|
Membersihkan
bagian dalam kerang
|
Keranjang
poked
|
Tempat
pemeliharaan kerang mutiara
|
Tali
polyethene (PE)
|
Mengikat
keranjang pada saat pemeliharaan
|
Alat
tulis
|
Mencatat
hasil praktikum/pengamatan
|
3.1.2. Bahan
Bahan
|
Kegunaan
|
Anadonta woodiana
|
Sampel/hewan uji
|
Inti blister
|
Inti pada
pembuatan kerang mutiara
|
Lem
|
Menempelkan inti
pada langit-langit bagian dalam kerang
|
Kolam air tawar
dengan siste running water
|
Media
pemeliharaan kerang mutiara
|
3.2 Metode Kerja
3.2.1 Persiapan Sarana Budidaya
1.
Kolam air tawar dengan sistem air yang
mengalir.
2.
Kerang mutiara air tawar
(Anadonta woodiana) ukuran lebih dari
10 cm (anterior).
3.
Keranjang pemeliharaan dari bahan kawat
galvanizir/plastik/jaringan dengan ukuran 20x 50 cm (lebar sekat dalam
keranjang 5 cm).
4.
Alat dan bahan pemasangan inti blister
disiapkan.
3.2.2 Aklimatisasi
1. Kerang mutiara
air tawar (Anadonta woodiana) di
ambil dari alam.
2. Kerang
tersebut dibersihkan dari kotoran dan organisme penempel dengan menggunakan
sikat dan pisau.
3. Kerang
ditempatkan dalam keranjang pemeliharaan dan digantungkan di dalam kolam dengan
kedalaman 50-75 cm atau 20-30 cm dari dasar kolam.
4.
Dikondisikan selama 1-2
minggu.
3.2.3. Pemasangan
Inti Blister
1. Kerang
mutiara air tawar (Anadonta woodiana)
diambil dari bak
2. Kerang
mutiara air tawar (Anadonta woodiana)
ditempatkan pada shell holder.
3. Kerang
mutiara air tawar (Anadonta woodiana)
dibuka dengan menggunakan shell opener, lalu ditahan dengan baji.
4. Mantel
kerang mutiara air tawar (Anadonta
woodiana) dipisahkan dari cangkang dengan spatula dan dibersihkan dengan
menggunakan kapas sampai bersih dari lendir.
5. Inti
blester yang telah dihaluskan kemudian dipasang pada bagian cangkan dengan cara
memberi lem pada bagian yang telah diberi karet.
6. Inti
sebanyak 3 buah dipasang dengan menggunakan blaster carier hinggu tepat pada
cangkang dengan jarak tertentu.
7. Kemudian
kerang mutiara air tawar (Anadonta
woodiana) dikembalikan lagi ke dalam bak.
3.2.4
Pengamatan
Kualitas Air
1. Sebelum
kegiatan dimulai, amati parameter kualitas air seperti suhu, alkalinitas, pH,
oksigen terlarut, dan kesuburan kolam (kualitas dan kuantitas plankton).
2. Amati
laju ketebalan pelapisan mutiara. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop,
pengukuran laju ketebalan dilakukan setiap 2 bulan, pengukuran dilakukan dengan
mikrometer.
3. Buat
laporan hasil praktikum, dengan membahas pengaruh kondisi lingkungan terhadap
laju pelapisan mutiara.
3.2.4
Pemeliharaan
Pasca Pemasangan Inti
1. Dilakukan
pembersihan cangkang dan tempat pemeliharaan setiap bulan.
2. Jika dalam
satu keranjang ada kerang yang mati maka kerang tersebut segera dibuang.
3.3 Waktu dan Tempat
Praktikum
Mata Kuliah Teknik Pembesaran Perikanan Laut tentang Pembesaran Kerang Mutiara Air Tawar Anadonta woodiana dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 20
Mei 2015 pukul 14.00 - 16.30 WIB di Heatchery Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan
No.
|
Hari ke-
|
Suhu (˚C)
|
pH (ppt)
|
Keterangan
Kerang Mati
|
1.
|
Hari
ke-0
|
27
|
6
|
-
|
2.
|
Hari
ke-1
·
Pagi
·
Siang
·
Sore
|
25
26
26
|
3
6
6
|
-
|
3.
|
Hari
ke-2
|
26
|
6
|
-
|
4.
|
Hari
ke-3
|
27
|
6
|
-
|
5.
|
Hari
ke-4
|
27
|
6
|
Kerang
Mati 1
|
6.
|
Hari
ke-5
|
27
|
6
|
-
|
7.
|
Hari
ke-6
|
27
|
6
|
-
|
8.
|
Hari
ke-7
·
Pagi
·
Siang
·
Sore
|
26
28
26
|
6
6
6
|
Kerang
Mati 1
|
9.
|
Hari
ke-8
|
28
|
6
|
-
|
10.
|
Hari
ke-9
|
28
|
6
|
-
|
11.
|
Hari
ke-10
|
27
|
5
|
-
|
12.
|
Hari
ke-11
|
27
|
5
|
-
|
13.
|
Hari
ke-12
|
26
|
5
|
-
|
14.
|
Hari
ke-13
|
27
|
6
|
-
|
15.
|
Hari
ke-14
·
Pagi
·
Siang
·
Sore
|
24
26
27
|
7
7
7
|
-
|
16.
|
Hari
ke-15
|
27
|
7
|
-
|
17.
|
Hari
ke-16
|
27
|
7
|
-
|
18.
|
Hari
ke-17
|
27
|
7
|
-
|
19.
|
Hari
ke-18
|
27
|
7
|
-
|
20.
|
Hari
ke-19
|
27
|
7
|
-
|
21.
|
Hari
ke-20
|
27
|
7
|
-
|
22.
|
Hari
ke-21
·
Pagi
·
Siang
·
Sore
|
26
27
28
|
7
7
7
|
-
|
Gambar 4.1.1 kerang yang telah dipasang inti blaster
4.2 Pembahasan
4.2.1. Teknik Budidaya Kerang Mutiara
Teknik budidaya kerang mutiara
telah banyak dilakukan dan dikembangkan sedemikian rupa. Agar dapat
menghasilkan kualitas mutiara yang baik. Berikut adalah teknik budidaya yang
kami lakukan selama praktikum adalah sebagai berikut :
1.
Penyediaan sarana
budidaya
Sebelum
memulai budidaya mutiara, maka yang dilakukan pertama kali adalah menyediakan
sarana dan prasarana yang menunjang. Seperti kolam air tawar dengan system air
mengalir (running water). Lalu
keranjang pemeliharaan dari bahan galvanizir/plastik/jaring dengan ukuran 20 –
50 cm (lebar sekat dalam keranjang 5cm). Dan tentu saja kerang Anadonta woodiana ukuran > 10 cm
(Anteroposterior). Selain itu juga disediakan peralatan yang menunjang dalam
pemasangan inti mutiara blister : inti blister, shell hoder, shell opener,
blister carrier, spatula, pinset, baji, lem yang mempunyai daya rekat tinggi,
kapas, dan tali tali polyethelene.
2.
Aklimatisasi
kerang calon implant
Kerang yang diambil dari alam atau dibeli dari petani,
dibersihkan dari kotoran dan organisme penempel dengan menggunakan sikat dan
pisau. Pada saat pembersihan kerang ditampung dalam ember berisi air, agar
tidak stress. Selanjutnya kerang ditempatkan di dalam keranjang dan digantung
dengan kedalaman 50-75 atau 20-3- cm dari dasar kolam. Lama pengkondisian 1-2
minggu.
3.
Pemasangan inti
blister
Kerang
mutiara air tawar (Anadonta woodiana)
diambil dari bak. Kemudian ditempatkan
pada shell holder. Kerang
mutiara air tawar (Anadonta woodiana)
dibuka dengan menggunakan shell opener, lalu ditahan dengan baji. Mantel kerang mutiara air
tawar (Anadonta woodiana) dipisahkan
dari cangkang dengan spatula dan dibersihkan dengan menggunakan kapas sampai
bersih dari lendir. Inti
blester yang telah dihaluskan kemudian dipasang pada bagian cangkan dengan cara
memberi lem pada bagian yang telah diberi karet. Inti sebanyak 3 buah
dipasang dengan menggunakan blaster carier hinggu tepat pada cangkang dengan
jarak tertentu. Kemudian
kerang mutiara air tawar (Anadonta
woodiana) dikembalikan lagi ke dalam bak.
4.
Pengamatan
kuaalitas air
Sebelum kegiatan
dimulai, amati parameter kualitas air seperti suhu, alkalinitas, pH, oksigen
terlarut, dan kesuburan kolam (kualitas dan kuantitas plankton). Amati
laju ketebalan pelapisan mutiara. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop,
pengukuran laju ketebalan dilakukan setiap 2 bulan, pengukuran dilakukan dengan
mikrometer. Buat laporan hasil
praktikum, dengan membahas pengaruh kondisi lingkungan terhadap laju pelapisan
mutiara.
5.
Pemeliharaan pasca
pemasangan inti
Dilakukan
pembersihan cangkang dan tempat pemeliharaan setiap bulan. Jika dalam satu keranjang ada kerang yang mati maka kerang tersebut segera dibuang. Agar tidak mencemari air dan menyebar penyakit
pada kerang yang lain.
Hal
ini sesuai dengan pernyataan Sutarman (1993), pemilihan lokasi
untuk budidaya kerang mutiara adalah sebagai berikut : lokasi terlindung dari
angin dan gelombang yang besar, sehingga kerang mutiara
dapat hidup dengan baik, Selain itu kerang mutiara ditempatkan diperairan yang subur, kaya akan makanan alami, kecerahan cukup tinggi.
Pemasangan
inti mutiara setengah bulat (blister) kerang mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan
dalam penjepit dengan posisi bagian ventral menghadap arah pemasang inti. Inti
mutiara blister bentuknya setengah bundar, jantung atau tetes air terbuat dari
bahan plastik. Diameter inti mutiara blister berkisar 1 ~ 2 cm. Disibakkan mantel yang menutupi cangkang dengan spatula,
sehingga cangkang bagian dalam (nacre) terlihat jelas, meliputi gonad,
hati, perut, kaki, inti, mantel. Tempatkan inti mutiara
blister yang telah diberi lem/perekat dengan alat blister carrier pada posisi
yang dikehendaki minimal 3 mm di atas otot adducator. Setelah
cangkang bagian atas telah diisi inti mutiara blister, kemudian kerang mutiara
dibalik untuk pemasangan inti cangkang yang satunya. Diusahakan pemasangan inti
ini tidak saling bersinggungan bila cangkang menutup. Satu ekor kerang mutiara
dapat dipasangi inti mutiara blister sebanyak 8 ~ 12 buah, dimana setiap
belahan cangkang dipasangi 4 ~ 6 buah. Pemasangan inti mutiara
blister selesai, kerang mutiara dipelihara dalam
keranjang pemeliharaan di tawar.
Pemeliharaan kerang mutiara yang dipasangi inti mutiara bulat perlu
dilakukan. Pengaturan posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak
dimuntahkan keluar. Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi
harus tetap berada dibagian atas. Pemeriksaan inti dengan
sinar-X dilakukan setelah kerang mutiara dipelihara selama 2 ~ 3 bulan, dengan
maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan atau tetap pada
tempatnya. Pembersihan cangkang kerang
mutiara dan keranjang pemeliharaannya harus dilakukan
Panen mutiara setengah bulat dapat dipanen setelah dipelihara 4-5 bulan sejak pemasangan inti, cara memanenya
adalah cangkang dibuka dengan shell opener dengan menggunakan pisau potong otot
aduktor dan retractor, kemudian cangkang dibelah menjadi dua, ambil daging
kerang dengan mengunakan pinset, sehingga yang tersisa hanya mutiara blister
yang menempel di bagian dalam cangkang, gunakan bor untuk mengambil mutiara.
4.2.2. Manajemen Pakan
Menurut Arika (2004), pakan alami
untuk kerang mutiara yaitu jenis-jenis flagelata berukuran ≤ 10 µ. Beberapa
jenis mikroalga yang umum di berikan untuk larva kerang mutiara yaitu : Isocrysis
galbana, Pavlova lutheri, Chaetocheros. Sp, Nannoclorophysis. Sp, dan
Tetraselmis chuii.
Pemeliharaan pakan alami ini dilakukan
secara bertahap, hal ini untuk menjaga kualitas, kuantitas serta kemurnian
pakan alami tersebut. Yang dilakukan dengan menggunakan media agar, setelah
terbentuk koloni baru dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Secara
bertahap, koleksi, isolasi dan perbanyakan meliputi kultur murni, semi masal
dan masal (Rahman, 2005). Air laut yang digunakan sebagai media pemeliharaan harus
melewati saringan ukuran mikro dan saringan kapas, selanjutnya disterilisasi
dengan Autoclav. Komposisi pupuk yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Tabel. Komposisi Pupuk untuk
Kultur Plankton
No.
|
Jenis Pupuk
|
Dosis (Conway)
|
Dosis (Guilllard)
|
1
|
EDTA
|
45 gram
|
10 gram
|
2
|
NaH2PO42H2O
|
20 gram
|
10 gram
|
3
|
FeCl36H2O
|
1,5 gram
|
2,9 gram
|
4
|
H3BO3
|
33,6 gram
|
3,6 gram
|
5
|
MnCl2
|
0,36 gram
|
-
|
6
|
NaNO3
|
100 gram
|
3,6 gram
|
7
|
Na2SiO39H2O
|
-
|
100 gram
|
8
|
Trace
Matel Solution
|
1 ml
|
5 gram/ 1 ml
|
9
|
Vitamin
|
1 ml
|
1 ml
|
10
|
Aquades
sampar
|
1000 ml
|
1000 ml
|
Sumber: Ditjenkan (2002)
4.2.3.
Manajemen Kualitas Air
Menurut Dwiponggo (1976), perubahan suhu
memegang peranan penting dalam aktivitas biofisiologi kerang di dalam air. Suhu
yang baik untuk kelangsungan hidup kerang kerang mutiara adalah berkisar 25-300C.
Suhu air pada kisaran 27 – 310C juga dianggap layak untuk kerang
mutiara. Suhu merupakan salah satu parameter
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Bivalvia. Kerang Anodonta woodiana
menyukai lingkungan dengan temperatur 24 – 290C. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu selama masa pengamatan bisa dikatakan cukup
memadai dalam budidaya kerang mutiara. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, maka didapati hasil bahwa suhu pada saat pemeliharaan kerang mutiara
selama praktikum rata-rata berkisar antara 26-28, meskipun didapati suhu berada
pada angka 24-25 sebanyak dua kali.
Sementara pH air relattif stabil
berada pada kisaran 6-7 ppt dan didapati beberapa kali pengukuran indikator pH
antara 3-5, diperkirakan terdapat kekeliruan, baik pada peralatan atau
kesalahan pada praktikan. Kurang lebih hal ini sesuai dengan pernyataan Chairil
(2012), bahwa derajat keasaman air yang layak untuk
kehidupan kerang berkisar antara 7,8- 8,6 pH agar kerang mutiara dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Pada
prinsipnya, habitat kerang mutiara di perairan adalah dengan pH lebih
tinggi dari 6,75. Kerang tidak akan dapat berproduksi lagi apabila pH melebihi
9,00. Aktivitas kerang akan meningkat pada pH 6,75 – pH 7,00 dan menurun pada
pH 4,0-6,5.
Dampak dari penurunan kualitas air menyebabkan kerang
mutiara mengalami stress. Sehingga tidak dapat hidup dengan baik. Atau juga
berdampak bada kerang yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Selain
itu ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kerang mutiara mati yaitu :
1.
Saat memasukan inti, lem
alteko yang digunakan terlalu banyak sehingga berpengaruh terhadap daging
kerang terutama pada bagian manter yang berakibat pada kematian.
2.
Pemasangan inti yang
terlalu banyak hingga pada saat pembukaan cangkang berlebihan hingga
menyebabkan kematian pada kerang mutiara.
3.
Pemasangan baji yang
terlalu dalam juga dapat merusak cangkang kerang hingga pecah.
4.
Bukaan mantel yang
terlalu lebar, karena khusus pada kerang air tawar mantel yang meneempel harus
dibuka selebar spatula.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini
adalah:
1. Sarana dan prasarana dalam pembuatan sarana budidaya kerang
mutiara (Anadonta woodiana) adalah baji dan blaster carier. yang
digunakan meliputi keranjang shell holder, shell opener,gunting, spatula, inti
blaster dan lain-lain.
2. Pemasangan inti blaster pada kerang
mutiara dengan cara membuka kerang dan membuka mantel kerang dengan spatula dan
pemasangan inti blaster yang telah dipasang lem dengan blaster carier.
3. Pemeliharaan
kerang mutiara harus pada kolam air tawar dengan system air mengalir (running water), pemberian pakan, serta
membuang kerang yang mati agar tidak menyebarkan penyakit.
5.2. Saran
Saran untuk praktiku ini kedepannya
adalah agar berjalan lebih baik lagi. Dimulai dari pemilihan kerang yang tepat,
hingga pemeliharaan kerang yang baik.Sehingga kerang dapat bertahan hidup lebih
lama.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Chairil. 2012. http://perikananprosperityindonesia.blogspot.com/p/
penanganan- pasca-panen-mutiara-kerang.html. Diakses
pada tanggal 20 Mei 2015.
Fauzan. 2011. http://fauzan-ocank.blogspot.com/2011/03/budidaya-kerang- mutiara.html. Diakses
pada tanggal 20 juni 2015.
Hartono,
2007. Parameter pada budidaya kerang. Yogyakarta.
Michell. 2012. http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/
Margaritifera_margaritifera/. Diakses
pada tanggal 20 Mei 2015.
Moorkens. E. A. 1999. Conservation
Management of The Freshwater Pearl Mussel Margaritifera
margaritifera. Part 1: Biology of the species and its present situation in Ireland. Irish Wildlife Manuals,
No. 8.
Rahman. 2005.
Budidaya kerang mutiara. undip. Semarang.
Sutarman, 1993, Teknik Pemasangan Mutiara pada Kerang, CV Anggara Jaya, Bandung.
Soeseno,
Slamet. 1984.Dasar-Dasar Perikanan Umum. Jakarta: CV Yasaguna
Arika, LT.
2004. Kultur Pakan Alami pada Pembenihan Kerang
Mutiara (Pinctada maxima) di LBL Lombok Setasiun Sekotong Lombok Barat
(NTB). Jakarta : PSTA STP.
Dwiponggo, A. 1976. Mutiara. Jakarta
: Lembaga Penelitian Perikanan Laut.
Effendi, Hefni. 2000. Telaah Kualitas
Air. Bogor: Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan
IPB
Mulyanto.
1970. Teknik Budidaya Laut Kerang Mutiara
di Indonesia. Jakarta : Diklat Ahli Usaha Perikanan.
Komentar
Posting Komentar