Laporan Praktikum Teknik Pembesaran Perikanan Laut

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PEMBESARAN PERIKANAN LAUT

PEMBESARAN KERANG MUTIARA AIR TAWAR  (Anadonta woodiana)


 









Oleh :
Nama                     : Jihan Ibnu Hayyan
NIM                       : B0A013007
Kelompok              : 5 (Lima)








KEMENTERIAN RISET, TEKHNOLOGI PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2015




I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 
            Mutiara merupakan salah satu komoditas dari sektor kelautan yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha di masa datang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya peminat perhiasan mutiara dan harganya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Potensi mutiara dari Indonesia yang diperdagangkan di pasar dunia sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Saat ini Indonesia baru memberikan porsi 26 persen dari kebutuhan di pasar dunia, dan angka ini masih dapat untuk ditingkatkan sampai 50 persen. Sumber daya kelautan Indonesia masih memungkinkan untuk dikembangkan, baik dilihat dari ketersediaan areal budidaya, tenaga kerja yang dibutuhkan, maupun kebutuhan akan peralatan pendukung budidaya mutiara.
            Usaha untuk memperoleh mutiara saat ini mengalami perkembangan, semula diperoleh dari hasil penyelaman di laut, sekarang sudah dilakukan dalam bentuk budidaya. Hal ini dikarenakan penyediaan kerang mutiara dari hasil tangkapan di laut bebas terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat. Selain itu harganya pun dari waktu ke waktu semakin meningkat karena besarnya permintaan mutiara, baik dari domestik maupun dari manca negara. Mutiara menjadi barang mewah dan lebih disukai daripada emas, terutama di Jepang. Untuk mengatasi hal itu, usaha menghasilkan mutiara pada saat ini sudah dilakukan secara terintegrasi oleh perusahaan dengan modal besar, dari mulai benih (spat) dari pembenihan atau hatchery hingga pasca panen.
            Proses budidaya kijing mutiara air tawar dapat dilakukan dengan sistem tumpang sari, kijing dapat di budidayakan bersamaan dengan jenis komuditas perikanan lain seperti ikan Mujair dan Gurami, di kolam kijing berperan sebagai penjaga kualitas air sehingga dapat mengurangi kegiatan penggantian air pada kolam budidaya. Bila dibandingkan dengan usaha budidaya ikan, budidaya mutiara air tawar lebih mudah dalam pemeliharaanya karena kijing tidak memerlukan pakan tambahan seperti halnya ikan yang dibudidayakan. Disamping itu masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang budidaya ikan sehingga nanti dapat memberikan warna baru dalam kegiatan budidaya yang lebih memiliki potensi yang menjanjikan.
          Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) merupakan kerang air tawar yang berasal dari Taiwan. Kijing ini masuk ke Indonesia tanpa di sengaja ketika Indonesia mengintroduksi ikan nila pada tahun 1969. Selama ini peranan biologisnya memproduksi mutiara belum di manfaatkan secara optimal padahal Kijing Taiwan ini penghasil mutiara air tawar yang sangat potensial, cangkangnya sebagai bahan baku pembuatan asesoris seperti kancing, kalung, anting, selain itu cangkangnya dapat pula digunakan sebagai produk kalsium (Fauzan, 2011).

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.    Mahasiswa dapat mengetahui sarana dan prasarana pembesaran kerang mutiara air tawar.
2.    Mahasiswa dapat melakukan pemasangan inti blister pada kerang mutiara.
3.    Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan kerang mutiara pasca pemasangan inti.



II.                TINJAU PUSTAKA
2.1. Teknik Budidaya Kerang Mutiara (Anandonta woodiana)
            Budidaya mutiara adalah salah satu peluang bisnis yang cukup potensial. Mutiara memiliki bentuk yang indah dan harga yang cukup mahal di pasaran. Meskipun mutiara dibentuk secara alami oleh alam, namun peran manusia juga yang ikut mempengaruhi kualitas mutiara tersebut. Manusia yang harus menyeleksi kerang-kerang terbaik yang akan disisipi bibit mutiara. Meskipun begitu, kualitas mutiara hasil budidaya manusia ternyata masih sangat minim dibandingkan jenis mutiara lainnya.
1. Memasang Kolektor
            Cara kerja kolektor ini cukup sederhana. Kolektor tersebut digunakan sebagai tempat menempel untuk larva kerang mutiara yang telah berkembang menjadi spat. Kolektor ini dipasang pada sarana apung. Untuk lama perendamannya tergantung pada tingkat pertumbuhan spat tersebut. Pada umumnya, lama perendaman lebih dari dua bulan.
            Setelah didapat spat yang diinginkan, kemudian kolektor dibersihkan dari kotoran. Terkadang bukan hanya spat dari larva kerang mutiara saja yang menempel, namun juga spat dari organisme lain dan beberapa kotoran yang ikut menempel. Spat kerang mutiara memiliki kondisi yang cukup rentan. Oleh karena itu, pastikan jika proses pengambilan dilakukan secara hati-hati.
            Cara pengambilan spat yang benar adalah dengan memotong byssus, bukan dengan menarik paksa spat sampai keluar. Segera lakukan pemindahan dengan cepat karena spat cukup sensitif dengan perbedaan suhu di luar air. Gunakan kotak panel yang memiliki ruang yang cukup sebagai tempat pemindahan spat kerang mutiara.
2. Cara Budidaya Kerang Modern
            Cara budidaya kerang mutiara saat ini berbeda dengan budidaya jaman dahulu. Sekarang bibit yang digunakan adalah bibit hasil hatchery. Di beberapa Negara maju bahkan sudah mulai diterapkan program seleksi untuk menentukan mana kerang yang paling bagus untuk dijadikan induk. Untuk menentukan bagus tidaknya kerang bisa dilihat dari pertumbuhan, morfologi cangkang dan warna nacre.
            Populasi mutiara di alam saat ini lebih banyak didominasi pleh mutiara buatan hasil rekayasa manusia. Sebagai negara dengan potensi laut yang tinggi, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil mutiara terbesar bersama dengan Jepang, China dan Australia.
3. Teknik Budidaya Weakening Process
            Cara budidaya kerang mutiara cukup rumit. Dibutuhkan ketelitian, ketelatenan dan kesabaran yag tinggi untuk menghasilkan mutiara terbaik. Teknik budidaya kerang mutiara yang cukup biasa dilakukan adalah dengan cara weakening process. Ini adalah cara budidaya dengan melemahkan kerang mutiara. Lama proses ini disesuaikan dengan jenis kerang mutiara. Bisa dari dua minggu bahkan sebulan sebelum operasi. Weakening process adalah kegiatan yang penting karena membuat kerang mutiara stress dan mempercepat fase reproduksi. Operasipun lebih mudah dilakukan karena gonad sudah kosong. Gonad yang penuh akan menyulitkan proses operasi.
            Cara ternak menggunakan weakening process dilakukan dengan menutup kerang menggunakan sarung yang memiliki pori-pori sangat kecil. Ini membuat partikel makanan kerang mutiara tersaring. Meskipun begitu, kerang mutiara masih akan tetap hidup. Operasi tanpa melakukan proses pelemahan membuat kerang mutiara, seperti pinctada maxima tetap kuat dan menyebabkan cangkang susah dibuka.
            Untuk memudahkan proses operasi, air dalam tangki dikeluarkan sehingga kerang akan membuka cangkang dan mantel tertarik ke dalam. Pada saat ini, pengganjal diletakkan di antara cangkang dan operasi bisa dilakukan dengan mudah.







2. 2. Anadonta woodiana
   2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi
            Klasifikasi anadonta menurut Rahman (2005) adalah :
Kingdom : Animalia
            Subkingdom : Bilateria
                        Phylum : Mollusca                                                 
                                    Class :  Bivalvia
                                                Ordo : Unionida
                                                            Familly : Unionidae
                                                                        Genus : Anadonta
                                                                                    Spesies : Anadonta woodiana




Gambar 1. Anadonta woodiana
 



              Morfologi Anadonta sp. tubuhnya terdiri dari dua keping berbentuk sama, bernapas dengan insang dan mantel.Tubuh Kijing atau kerang air tawar terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian luar di sebut cangkang atau kulit. Sebagian besar organ tubuh kerang air tawar berada di bagian dalam. Organ-organ itu hanya bisa dilihat apabila cangkangnya dibuka dengan lebar, sedangkan bila dibuka dengan sempit, hanya beberapa organ saja yang bisa dilihat. Cangkang atau kulit adalah bagian yang langsung berhubungan dengan perairan. Warnanya coklat kehi-jauan. Bagian ini sangat keras seperti batu. Bila dilihat dari atas, sebagian besar cangkang kerang air tawar berbentuk oval, tapi ada juga yang mendekati bulat. Sedangkan bila dilihat dari samping, cangkang kerang air tawar berbentuk lonjong di satu bagian, lalu memipih ke bagian lainnya (Arika,  2004).
              Ada dua bagian pada cangkang kerang air tawar, yaitu cangkang sebelah kiri dan cangkang sebelah kanan. Cangkang kiri biasanya lebih pipih dibandingkan dengan cangkang kanan. Kedua cangkang dihubungkan dengan sebuah engsel, sehingga kedua bagian cangkang itu membuka dan menutup. Cangkang kerang air tawar dihiasi dengan beberapa lingkaran berupa lekukan. Lingkaran-lingkaran berpusat pada sebuah titik yang dekat engsel. Lingkaran paling besar nampak dibagian tepi cangkang, lalu mengecil ke titik pusat. Ada enam sampai delapan lingkaran pada setiap cangkang kerang air tawar. Lingkaran-lingkaran itu berwarna tak jauh dari warna cangkang, tapi ada juga yang berwarna kuning. Bila dipecah, pada cangkang kerang air tawar akan terlihat tiga buah lapisan. Lapisan pertama disebut Periostracum layer. Lapisan kedua disebut prismatic layer. Sedangkan lapisan ketiga disebut nacreous layer. Setiap lapisan dapat dibedakan dari struktur dan warnanya (Mulyanto, 1970).
2.2.2 Habitat Anandonta woodiana 
              Kijing atau kerang air tawar banyak ditemukan di perairan yang jernih dan mengalir tak begitu deras. Sebagian besar tubuhnya terbenam dalam lumpur, sedang sebagian kecilnya nampak di permukaan lumpur. Perairan ini beroksigen tinggi, tapi miskin kalsium dan nutrien. Sudah pasti, di perairan seperti ini pertumbuhan hewan ini sangat lambat dan untuk mencapai dewasa dan matang gonad memerlukan waktu lama. Berbeda sekali dengan habitat kerang air tawar lainnya, seperti kerang burung (Anadonta cagnaea) dan kerang burung (Anadonta anatina). Kedua kerang ini hidup di perairan yang kaya dengan kalsium dan nutrien. Sudah pasti, kerang burung dan kerang bebek lebih cepat pertumbuhannya dan tak membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencapai dewasa dan pematangan gonad. Kijing hidup dengan baik pada suhu air berkisar antara 11-290 C dengan pH antara 4,8-9,8 (Hartono, 2007).



III.             MATERI DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
     3.1.1. Alat
Alat
Kegunaan
Shell Holder
Menjepit/ menahan kerang
Shell opener
Membuka cangkang
Blister carrier
Memasukkan inti
Baji
Menahan cangkang kerang
Spatula
Membuka bagian kerang yg akan dimasukkan inti blister
Gunting
Menggunting ban sebagai alas inti blister
Kapas/tissue
Membersihkan bagian dalam kerang
Keranjang poked
Tempat pemeliharaan kerang mutiara
Tali polyethene (PE)
Mengikat keranjang pada saat pemeliharaan
Alat tulis
Mencatat hasil praktikum/pengamatan

     3.1.2. Bahan
Bahan
Kegunaan
Anadonta woodiana
Sampel/hewan uji
Inti blister
Inti pada pembuatan kerang mutiara
Lem
Menempelkan inti pada langit-langit bagian dalam kerang
Kolam air tawar dengan siste running water
Media pemeliharaan kerang mutiara



3.2  Metode Kerja
3.2.1   Persiapan Sarana Budidaya
1.     Kolam air tawar dengan sistem air yang mengalir.
2.     Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) ukuran lebih dari 10 cm (anterior).
3.     Keranjang pemeliharaan dari bahan kawat galvanizir/plastik/jaringan dengan ukuran 20x 50 cm (lebar sekat dalam keranjang 5 cm).
4.     Alat dan bahan pemasangan inti blister disiapkan.

3.2.2   Aklimatisasi
1.    Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) di ambil dari alam.
2.    Kerang tersebut dibersihkan dari kotoran dan organisme penempel dengan menggunakan sikat dan pisau.
3.    Kerang ditempatkan dalam keranjang pemeliharaan dan digantungkan di dalam kolam dengan kedalaman 50-75 cm atau 20-30 cm dari dasar kolam.
4.    Dikondisikan selama 1-2 minggu.
3.2.3. Pemasangan Inti Blister           
1.    Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) diambil dari bak
2.    Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) ditempatkan pada shell holder.
3.    Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dibuka dengan menggunakan shell opener, lalu ditahan dengan baji.
4.    Mantel kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dipisahkan dari cangkang dengan spatula dan dibersihkan dengan menggunakan kapas sampai bersih dari lendir.
5.    Inti blester yang telah dihaluskan kemudian dipasang pada bagian cangkan dengan cara memberi lem pada bagian yang telah diberi karet.
6.    Inti sebanyak 3 buah dipasang dengan menggunakan blaster carier hinggu tepat pada cangkang dengan jarak tertentu.
7.    Kemudian kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dikembalikan lagi ke dalam bak.
3.2.4   Pengamatan Kualitas Air
1.      Sebelum kegiatan dimulai, amati parameter kualitas air seperti suhu, alkalinitas, pH, oksigen terlarut, dan kesuburan kolam (kualitas dan kuantitas plankton).
2.      Amati laju ketebalan pelapisan mutiara. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop, pengukuran laju ketebalan dilakukan setiap 2 bulan, pengukuran dilakukan dengan mikrometer.
3.      Buat laporan hasil praktikum, dengan membahas pengaruh kondisi lingkungan terhadap laju pelapisan mutiara.
3.2.4   Pemeliharaan Pasca Pemasangan Inti
1.    Dilakukan pembersihan cangkang dan tempat pemeliharaan setiap bulan.
2.    Jika dalam satu keranjang ada kerang yang mati maka kerang tersebut segera dibuang.

3.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Mata Kuliah Teknik Pembesaran Perikanan Laut tentang  Pembesaran Kerang Mutiara Air Tawar Anadonta woodiana  dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 Mei 2015 pukul 14.00 - 16.30 WIB di Heatchery Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan
No.
Hari ke-
Suhu (˚C)
pH (ppt)
Keterangan Kerang Mati
1.
Hari ke-0
27
6
-
2.
Hari ke-1
·         Pagi
·         Siang
·         Sore

25
26
26

3
6
6
-
3.
Hari ke-2
26
6
-
4.
Hari ke-3
27
6
-
5.
Hari ke-4
27
6
Kerang Mati 1
6.
Hari ke-5
27
6
-
7.
Hari ke-6
27
6
-
8.
Hari ke-7
·         Pagi
·         Siang
·         Sore

26
28
26

6
6
6
Kerang Mati 1
9.
Hari ke-8
28
6
-
10.
Hari ke-9
28
6
-
11.
Hari ke-10
27
5
-
12.
Hari ke-11
27
5
-
13.
Hari ke-12
26
5
-
14.
Hari ke-13
27
6
-
15.
Hari ke-14
·         Pagi
·         Siang
·         Sore

24
26
27

7
7
7
-
16.
Hari ke-15
27
7
-
17.
Hari ke-16
27
7
-
18.
Hari ke-17
27
7
-
19.
Hari ke-18
27
7
-
20.
Hari ke-19
27
7
-
21.
Hari ke-20
27
7
-
22.
Hari ke-21
·         Pagi
·         Siang
·         Sore

26
27
28

7
7
7
-








                         Gambar  4.1.1  kerang yang telah dipasang inti blaster




4.2 Pembahasan
     4.2.1. Teknik Budidaya Kerang Mutiara
              Teknik budidaya kerang mutiara telah banyak dilakukan dan dikembangkan sedemikian rupa. Agar dapat menghasilkan kualitas mutiara yang baik. Berikut adalah teknik budidaya yang kami lakukan selama praktikum adalah sebagai berikut :
1.        Penyediaan sarana budidaya
               Sebelum memulai budidaya mutiara, maka yang dilakukan pertama kali adalah menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Seperti kolam air tawar dengan system air mengalir (running water). Lalu keranjang pemeliharaan dari bahan galvanizir/plastik/jaring dengan ukuran 20 – 50 cm (lebar sekat dalam keranjang 5cm). Dan tentu saja kerang Anadonta woodiana ukuran > 10 cm (Anteroposterior). Selain itu juga disediakan peralatan yang menunjang dalam pemasangan inti mutiara blister : inti blister, shell hoder, shell opener, blister carrier, spatula, pinset, baji, lem yang mempunyai daya rekat tinggi, kapas, dan tali tali polyethelene.
2.        Aklimatisasi kerang calon implant
              Kerang yang diambil dari alam atau dibeli dari petani, dibersihkan dari kotoran dan organisme penempel dengan menggunakan sikat dan pisau. Pada saat pembersihan kerang ditampung dalam ember berisi air, agar tidak stress. Selanjutnya kerang ditempatkan di dalam keranjang dan digantung dengan kedalaman 50-75 atau 20-3- cm dari dasar kolam. Lama pengkondisian 1-2 minggu.
3.        Pemasangan inti blister
               Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) diambil dari bak. Kemudian ditempatkan pada shell holder. Kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dibuka dengan menggunakan shell opener, lalu ditahan dengan baji. Mantel kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dipisahkan dari cangkang dengan spatula dan dibersihkan dengan menggunakan kapas sampai bersih dari lendir. Inti blester yang telah dihaluskan kemudian dipasang pada bagian cangkan dengan cara memberi lem pada bagian yang telah diberi karet. Inti sebanyak 3 buah dipasang dengan menggunakan blaster carier hinggu tepat pada cangkang dengan jarak tertentu. Kemudian kerang mutiara air tawar (Anadonta woodiana) dikembalikan lagi ke dalam bak.
4.        Pengamatan kuaalitas air
               Sebelum kegiatan dimulai, amati parameter kualitas air seperti suhu, alkalinitas, pH, oksigen terlarut, dan kesuburan kolam (kualitas dan kuantitas plankton). Amati laju ketebalan pelapisan mutiara. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop, pengukuran laju ketebalan dilakukan setiap 2 bulan, pengukuran dilakukan dengan mikrometer. Buat laporan hasil praktikum, dengan membahas pengaruh kondisi lingkungan terhadap laju pelapisan mutiara.
5.        Pemeliharaan pasca pemasangan inti
               Dilakukan pembersihan cangkang dan tempat pemeliharaan setiap bulan. Jika dalam satu keranjang ada kerang yang mati maka kerang tersebut segera dibuang. Agar tidak mencemari air dan menyebar penyakit pada kerang yang lain.
              Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutarman (1993), pemilihan lokasi untuk budidaya kerang mutiara adalah sebagai berikut : lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar, sehingga kerang mutiara dapat hidup dengan baik, Selain itu kerang mutiara ditempatkan diperairan yang subur, kaya akan makanan alami, kecerahan cukup tinggi.
              Pemasangan inti mutiara setengah bulat (blister) kerang mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan dalam penjepit dengan posisi bagian ventral menghadap arah pemasang inti. Inti mutiara blister bentuknya setengah bundar, jantung atau tetes air terbuat dari bahan plastik. Diameter inti mutiara blister berkisar 1 ~ 2 cm. Disibakkan mantel yang menutupi cangkang dengan spatula, sehingga cangkang bagian dalam (nacre) terlihat jelas, meliputi gonad, hati, perut, kaki, inti, mantel. Tempatkan inti mutiara blister yang telah diberi lem/perekat dengan alat blister carrier pada posisi yang dikehendaki  minimal 3 mm di atas otot adducator. Setelah cangkang bagian atas telah diisi inti mutiara blister, kemudian kerang mutiara dibalik untuk pemasangan inti cangkang  yang satunya. Diusahakan pemasangan inti ini tidak saling bersinggungan bila cangkang menutup. Satu ekor kerang mutiara dapat dipasangi inti mutiara blister sebanyak 8 ~ 12 buah, dimana setiap belahan cangkang dipasangi 4 ~ 6 buah. Pemasangan inti mutiara blister selesai, kerang mutiara dipelihara dalam keranjang pemeliharaan di tawar.
Pemeliharaan kerang mutiara yang dipasangi inti mutiara bulat perlu dilakukan. Pengaturan posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar. Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi harus tetap berada dibagian atas. Pemeriksaan inti dengan sinar-X dilakukan setelah kerang mutiara dipelihara selama 2 ~ 3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan atau tetap pada tempatnya. Pembersihan cangkang kerang mutiara dan keranjang pemeliharaannya harus dilakukan
Panen  mutiara setengah bulat dapat dipanen setelah dipelihara 4-5 bulan sejak pemasangan inti, cara memanenya adalah cangkang dibuka dengan shell opener dengan menggunakan pisau potong otot aduktor dan retractor, kemudian cangkang dibelah menjadi dua, ambil daging kerang dengan mengunakan pinset, sehingga yang tersisa hanya mutiara blister yang menempel di bagian dalam cangkang, gunakan bor untuk mengambil mutiara.
    4.2.2. Manajemen Pakan
            Menurut Arika (2004), pakan alami untuk kerang mutiara yaitu jenis-jenis flagelata berukuran ≤ 10 µ. Beberapa jenis mikroalga yang umum di berikan untuk larva kerang mutiara yaitu : Isocrysis galbana, Pavlova lutheri, Chaetocheros. Sp, Nannoclorophysis. Sp, dan Tetraselmis chuii.
          Pemeliharaan pakan alami ini dilakukan secara bertahap, hal ini untuk menjaga kualitas, kuantitas serta kemurnian pakan alami tersebut. Yang dilakukan dengan menggunakan media agar, setelah terbentuk koloni baru dipindahkan  ke dalam tabung reaksi. Secara bertahap, koleksi, isolasi dan perbanyakan meliputi kultur murni, semi masal dan masal (Rahman, 2005). Air laut yang digunakan sebagai media pemeliharaan harus melewati saringan ukuran mikro dan saringan kapas, selanjutnya disterilisasi dengan Autoclav. Komposisi pupuk yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Tabel. Komposisi Pupuk untuk Kultur Plankton
No.
Jenis Pupuk
Dosis (Conway)
Dosis (Guilllard)
1
EDTA
45 gram
10 gram
2
NaH2PO42H2O
20 gram
10 gram
3
FeCl36H2O
1,5 gram
2,9 gram
4
H3BO3
33,6 gram
3,6 gram
5
MnCl2
0,36 gram
-
6
NaNO3
100 gram
3,6 gram
7
Na2SiO39H2O
-
100 gram
8
Trace Matel Solution
1 ml
5 gram/ 1 ml
9
Vitamin
1 ml
1 ml
10
Aquades sampar
1000 ml
1000 ml
Sumber:  Ditjenkan (2002)
     4.2.3. Manajemen Kualitas Air
             Menurut Dwiponggo (1976), perubahan suhu memegang peranan penting dalam aktivitas biofisiologi kerang di dalam air. Suhu yang baik untuk kelangsungan hidup kerang kerang mutiara adalah berkisar 25-300C. Suhu air pada kisaran 27 – 310C juga dianggap layak untuk kerang mutiara. Suhu merupakan salah satu parameter penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Bivalvia. Kerang Anodonta woodiana menyukai lingkungan dengan temperatur 24 – 290C. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu selama masa pengamatan bisa dikatakan cukup memadai dalam budidaya kerang mutiara. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapati hasil bahwa suhu pada saat pemeliharaan kerang mutiara selama praktikum rata-rata berkisar antara 26-28, meskipun didapati suhu berada pada angka 24-25 sebanyak dua kali.
            Sementara pH air relattif stabil berada pada kisaran 6-7 ppt dan didapati beberapa kali pengukuran indikator pH antara 3-5, diperkirakan terdapat kekeliruan, baik pada peralatan atau kesalahan pada praktikan. Kurang lebih hal ini sesuai dengan pernyataan Chairil (2012), bahwa derajat keasaman air yang layak untuk kehidupan kerang berkisar antara 7,8- 8,6 pH agar kerang mutiara dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada  prinsipnya, habitat kerang mutiara di perairan adalah dengan pH lebih tinggi dari 6,75. Kerang tidak akan dapat berproduksi lagi apabila pH melebihi 9,00. Aktivitas kerang akan meningkat pada pH 6,75 – pH 7,00 dan menurun pada pH 4,0-6,5.
            Dampak dari penurunan kualitas air menyebabkan kerang mutiara mengalami stress. Sehingga tidak dapat hidup dengan baik. Atau juga berdampak bada kerang yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Selain itu ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kerang mutiara mati yaitu :
1.        Saat memasukan inti, lem alteko yang digunakan terlalu banyak sehingga berpengaruh terhadap daging kerang terutama pada bagian manter yang berakibat pada kematian.
2.        Pemasangan inti yang terlalu banyak hingga pada saat pembukaan cangkang berlebihan hingga menyebabkan kematian pada kerang mutiara.
3.        Pemasangan baji yang terlalu dalam juga dapat merusak cangkang kerang hingga pecah.
4.        Bukaan mantel yang terlalu lebar, karena khusus pada kerang air tawar mantel yang meneempel harus dibuka selebar spatula.
           




V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1.      Sarana dan prasarana dalam pembuatan sarana budidaya kerang mutiara (Anadonta woodiana) adalah baji dan blaster carier. yang digunakan meliputi keranjang shell holder, shell opener,gunting, spatula, inti blaster dan lain-lain.
2.      Pemasangan inti blaster pada kerang mutiara dengan cara membuka kerang dan membuka mantel kerang dengan spatula dan pemasangan inti blaster yang telah dipasang lem dengan blaster carier.
3.      Pemeliharaan kerang mutiara harus pada kolam air tawar dengan system air mengalir (running water), pemberian pakan, serta membuang kerang yang mati agar tidak menyebarkan penyakit.
5.2. Saran
            Saran untuk praktiku ini kedepannya adalah agar berjalan lebih baik lagi. Dimulai dari pemilihan kerang yang tepat, hingga pemeliharaan kerang yang baik.Sehingga kerang dapat bertahan hidup lebih lama.




4.       
DAFTAR PUSTAKA


Hartono, 2007. Parameter pada budidaya kerang. Yogyakarta.


Moorkens. E. A. 1999. Conservation Management of The Freshwater Pearl Mussel            Margaritifera margaritifera. Part 1: Biology of the species and its present situation in Ireland. Irish Wildlife Manuals, No. 8.

Rahman. 2005. Budidaya kerang mutiara. undip. Semarang.
           
Sutarman, 1993, Teknik Pemasangan Mutiara pada Kerang, CV Anggara Jaya,       Bandung.

Soeseno, Slamet. 1984.Dasar-Dasar Perikanan Umum. Jakarta: CV Yasaguna

Arika, LT. 2004. Kultur Pakan Alami pada Pembenihan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) di LBL Lombok Setasiun Sekotong Lombok Barat (NTB). Jakarta : PSTA STP.

Dwiponggo, A. 1976. Mutiara. Jakarta : Lembaga Penelitian Perikanan Laut.

Effendi, Hefni. 2000. Telaah Kualitas Air. Bogor: Fak. Perikanan dan Ilmu            Kelautan IPB

Mulyanto. 1970. Teknik Budidaya Laut Kerang Mutiara di Indonesia. Jakarta : Diklat Ahli Usaha Perikanan.


Komentar