Hematologi

HEMATOLOGI I



 












Oleh :
Nama                            : Jihan Ibnu Hayyan
NIM                               : B0A013040
Rombongan               : II
Kelompok                  : 1







LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2014


I.                    PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
                   Darah Hewan tersusu dari sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui system sirkulasi. Wedeeyer et al. (1990) mengatakan bahwa pemeriksaan hematologi dapat digunakan sebagai petunjuk keparahan suatu penyakit. Perubahan hematologi dan kimia darah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat menentukan kondisi kesehatan darah hewan.
                   Pengkuran hematologi meliputi pengukuran kadar hemoglobin, perhitungan total eritrosit dan perhitungan total leukosit. Eritrosit mamalia tidak berinti dan berbentuk bulat. Sementara eritrosit ikan berinti, berbentuk elips dan berwarna merah muda. Kadar hemoglobin bervariasidenagn jumlah sel darah merah yang ada. Secara fisiologis, hemoglobin sangat penting untuk kehidupan hewan dan sangat menentukan kemampuan kapasitas pengikatan oksigen oleh darah. Namun tidak semua memiiki hemoglobin.
                   Hemoglobin adalah senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah, masing-masing mengandung atom Fe ditambah globulin yang merupakan protein globuler yang terdiri atas empat asam amino. Kadar hemoglobin dan kadar glukosa setiap species berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebutuhan metabolisme species itu sendiri. Hemoglobin bergabung dengan oksigen paru-paru disebut oksihemoglobin (Hoffbrand dan Pettit, 1987).

1.2       Tujuan
                   Percobaan ini dilakukan dengan tujuan memberikan keterampilan pada mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, megtahui pebedaan bentuk sel darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan pehitungan sel darah merah, sel darah putih dan kadar hemoglobin hewan.                                       





II.                  MATERI DAN METODE
2.1       Materi
                   Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan percobaan ini meliputi : larutan Hayem, larutan Turk, larutan 0,1 N HCL, hewan coba, haemometer, haemositometer, Tabung Sahli, pipet kapiler, mikroskop, Objek gelas dan kaca pentup, spuit dan hand counter.
2.2       Metode
   I.     Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10 kali):
1.     Darah ikan diisap dengan mikropipet sampai pengenceraan menunjukkan angka 0.5, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.
2.     Diisap larutan Turk yang telah dituangkan terlebih dahulu dalam tabung reaksi sampai angka 11.
3.     Pipa karet diambil (yang dipakai untuk mengisap) dari pipet, kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dikocok sampai dua menit.
4.     Dibuang beberapa tetes (1-2 tetes), kemudain tetes berikutnya dipakai untuk perhitungan.
5.     Disiapkan bilik itung, cairan diteteskan dalam pipet sehingga cairan dapat masuk dengan sendirinya ke dalam bilik hitung.
6.     Dilihat dibawah mikroskop, mula-mula denagn perbesaran lemah, kemudian denga perbesaran kuat.
7.     Dihitung semua leukosit yang terdapat didalam bujur sangkar pojok, Jadi jumlah bujur sangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujur sangkar dengan sisi masing-masing = ¼ mm.
II.         Menghitung jumlah eritrosit :
             Untuk menghitung jumlah eritrosit, cara kerjanya sama denagn cara kerja menhitung leukosit, bedanya hanya :
1.     Pengenceran 100 kali
2.     Cairan pengencernya larutan Hayem
3.     Semua eritrosit yang dihitung terdapat dalam bujur sangkar kecil dengan sisi 1/20 atau dengan volume masing-masing 1/4000 mm.
III.      Perhitungan
             Jumlah eritrosit  =  5000 x (E1+E2+E3+E4+E5)
                                         =  5000 x ∑ E
IV.      Menghitung kadar hemoglobin dengan metode sahli
1.                  Tabung sahli (bersekala) kedalamnya diteteskan 0,1 N larutan HCl hingga batas 10.
2.                  Jari yang telah dibersihkan  dan kering, ditusuk dengan lancet.
3.                  Darah yang keluar diisap dengan pipet isap hingga skala 20µl (diisap dengan tepat).
4.                  Darah yang tersisa diujung pipet dibersihkan dengan kapas.
5.                  Selanjutnya darah diteteskan dengan segera ke tabung sahli yang telah berisi HCl.
6.                  Pipet dibilas  beberapa kali dengan  larutan HCl tersebut.
7.                  Larutan HCl dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas yang tersedia.
8.                  Tabung sahli diletakkan pada komparator yang memiliki warna pembanding.
9.                  Akuades diteteskan ke tabung sahli setelah sekitar satu menit.
10.              Dilakukan Penambahan akuades tetes demi tetes sambil diaduk.
11.              Warna laruran dengan warna komparator dibandingkan, bila warna telah sesuai penetesan dihentikan.
12.               Meniscus larutan hemoglobin diperhatikan. Nilai skala yang bertepatan dengan tinggi larutan (meniscus) meerupakan kadar hemoglobin darah dengan satuan % Hb atau gram Hb per 100 ml.
                                              

            


III.                HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1          Hasil
Hewan uji
Kelompok
∑ Leukosit (sel/mm3)
∑ Eritrosit (sel/mm3)
Kadar
Hb (gr/dL)
Ikan
I
48.600
2.875.000
2,0
IV
16.900
195.000
9,8
Manusia
II
15.675
1.110.000
4,0
III
67.075
2.435.000
6,5
Tabel hasil pengamatan jumlah Leukosit, Eritrosit, dan kadar Hb.


            
Perhitungan Kelompok 1:
Ø  Jumlah eritrosit mencit
E1 = 17
E2 = 54
E3 = 99
E4 = 104
E5 = 100
Jumlah eritrosit = 5000 x ∑ E
                                                  = 5000 x (17+54+99+104+100)
                                                  = 2.875.000 Sel/mm3
Ø  Jumlah leukosit ikan
L1 = 630
L2 = 506
L3 = 271
L4 = 537
Jumlah leukosit = 25 x ∑ L
                                                  = 25 x (630+506+271+537)
                                                  = 48.600 Sel/mm3
Ø  Kadar Hb = 2,0 gr/dL



3.2           Pembahasan
             Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
a.     Sel darah merah/Eritrosit           
             Berikut ini adalah penjelasan dari Kortiskula (sel-sel darah)
-     Sel darah merah / eritrosit. (sekitar 99% dari korpuskula)
-     berbentuk bulat gepeng, cekung (bikonkaf)
-      tidak punya inti sel
-     mengandung hemoglobin yang membuat darah berwarna merah
-     diproduksi di sumsum tulang pipih dan pipa
             Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Dalam keadaan normal, jumlah eritrosit mencapai hampir separuh dari volume darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
             Eritrosit dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.Eritrosit mengandung banyak hemoglobin. Darah berwarna merah karena hemoglobin berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru(Pearce, 1989).
             Fungsi  utama  dari  sel  darah  merah  (eritrosit) adalah  mentransfer  hemoglobin.  Eritrosit  normal berbentuk  bulat  atau  agak  oval  dengan  diameter  7  –  8 mikron  (normosit).  Dilihat  dari  samping,  eritrosit nampak  seperti  cakram  atau  bikonkaf  dengan  sentral akromia  kira-kira  ⅓  -  ½  diameter  sel.  Dalam mengevaluasi  morfologi  sel  darah  merah  pada  sediaan apus, ada 4 hal yang harus diperlihatkan : 1. bentuknya (shape), 2. ukurannya  (size),  3. warnanya  (staining),  dan 4.  struktur  intraselluler  (structure)(Warni, 2009).
b. Sel darah putih / leukosit. (0,2% dari korpuskula)
             Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
             Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit. Jumlah leukosit lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.
             Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi, yaitu :
1. Neutrofil,juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).
2. Limfosit,memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit t (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit b (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
3. Monosit,mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
4. Eosinofil,membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
5. Basofil,juga berperan dalam respon alergi.
•          bentuknya berubah-ubah
•          memiliki inti
•          tidak berwarna
•          diproduksi di sumsum merah tulang, kelenjar limfa, dan limpa
•          berfungsi melindungi tubuh dari bibit penyakit dengan cara memakan kuman dan menghasilkan zat antibodi
c.  Keping darah / Platelet / trombosit. (0,6 - 1,0% dari korpuskula)
             Trombosit merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Bentuk trombosit tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Trombosit diproduksi di sumsum merah, dan berperan penting pada proses pembekuan darah. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.
d. Plasma darah
             Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Sebagian besar plasma darah mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin. Di dalam plasma darah terkandung salah satu faktor pembeku darah, yaitu protombin dan fibrinogen. Plasma darah tanpa fibrinogen disebut serum(Subowo, 2006).
             Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
    * albumin
    * bahan pembeku darah
    * immunoglobin (antibodi)
    * hormon
    * berbagai jenis protein
    * berbagai jenis garam
             Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan.
             Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:
    * merupakan cadangan air untuk tubuh
    * mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah
    * membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
    * dan yang lebih penting, plasma menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau     zat antibodi.
             Antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker) ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan(Karsheva, 2009).       Tentu saja darah pada manusia memiliki fungsi yang banyak. Sehingga bisa membuat kita tetap hidup. Berikut adalah fungi darah :
1.              Darah berfungsi mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2.              Darah berfungsi mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
3.              Darah berfungsi dalam mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4.              Darah berfungsi juga untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5.              Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh komponen darah yaitu sel darah putih
6.              Darah berfungsi untuk menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah
7.              Darah berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu tubuh
             Hematologi merupakan cabang ilmu analis kesehatan yang khusu mempelajari tentang darah dan termasuk didalamanya adalah penyakit ataupun gangguan-gangguan yang terdapat didalam darah tersebut. Berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu haima yang berarti darah dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dapat disimpulkan Hematologi tersebut dapat diartikan seperti yang tadi dijelaskan(Tobi, 1994).
             Darah tersusun atas dua, yang pertama itu ada cairan darah yang kedua ada sel-sel darah.Dalam cabang ilmu hematologi ini sel penyusun darah yang akan kita pelajari adalah RBC (sel darah merah), WBC (sel darah putih), dan PLT (keping darah), dalam ilmu hematologi kita jarang mempelajari cairan darah karena akan dibahas lebih jelas pada sub bab Kimia Klinik. Sel-sel darah ini yang terbanyak adalah RBC (sel darah merah) dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah(Sadikin, 2001). Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3). Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng bukan berlubang dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm(Dietor, 1992).
             Sedangkan WBC (sel darah putih) memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan sel darah merah, dan yang trakhir ukuran PLT itu paling kecil namun jumlahnya lebih banyak dibandingkan WBC dalam keadaan normal.
a.  Hemoglobin          
             Menurut Kimbal (1992), hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
             Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar haemoglobin dalam darah diantaranya yaitu umur, spesies, jenis kelamin, serta kualitas dan kuantitas pakan. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, semakin baik pula kadar hemoglobin yang ditunjukkan.
b. Eritrosit
             Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya ± 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki ± 5 juta/mm3 darah. Akan tetapi, jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang.
             Berikut factor – factor yang mempengaruhi jumlah sel darah merah :
a) Jenis Kelamin
             Pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1 – 5,8
juta per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3 – 5,2 juta per
mililiter kubik darah.
b) Usia
             Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anakanak.
c) Tempat Ketinggian
             Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah ertrosit
lebih banyak.
d) Kondisi Tubuh Seseorang
             Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi
jumlah ertrosit dalam darah
c.  Leukosit
             Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700. Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya. Guyton (2008) menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Menurut Anggraeni (2010), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu Umur, kondisi lingkungan dan musim.
             Adapun fungsi alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a.       Larutan Hayem
             Fungsi larutan Hayem adalah untuk mengencerkan eritrosit dalam pipet eritrosit. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja.
b.      Latutan Turk
             Larutan TURK berfungsi untuk mengencerkan darah, melisiskan sel darah selain leukosit sehingga memudahkan perhitungan. Jumlah leukosit dihitung dibawah mikroskop.
c.       Hemositometer
             Haemocytometer adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenissel serta partikel mikroskopis lainnya Dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar.Ruangan ini adalah diukir dengan laser-grid tergores garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal.Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan.
d.      Haemometer
             Haemometer (sahli) adalah alat untuk mengukur secara manual kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Pengukuran hb sangat penting dilakukan bagi penderita demam berdarah dan juga bagi ibu hamil. Yang banyak mengunakan hb sahili adalah para tenaga medis terutama bidan,  namun mahasiswa kebidanan dan keperawatan juga mengunakan alat ini untuk praktikum di laboratorium(Guyton, 1997).
e.      Tabung Sahli
Tabung Sahli berfungsi tempat melarutakan campuran HCL dan darah
f.        Mikroskop
             Fungsi Mikroskop adalah sebagai alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
g.       Objek Glass dan Cover Glass
             Objek dan Cover Glass adalah alat yang dalam laboratorium mikrobiologi untuk meletakkan objek yang akan diamati.
Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan obyekyang akan diamati
Cover Glass : fungsinya untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45°
h.      Pipet Kapiler
             Pipet kapiler : mngambil caran dalam jumlah tertentu secara tepat
i.         Spuit (Alat suntik)
             Alat suntik atau spuit (Inggris: syringe) adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di dalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung. Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu paket. Kapasitas alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang lainnya.
j.        Larutan HCl 0,1 N
             Fungsi dari larutan standar HCl 0,1 M adalah untuk membuat larutan sampel atau cuplikan berada dalam keadaan seimbang.
k.       Handcounter
             Handcounter : Alat penghitung koloni manual, bentuknya seperti stopwatch dan fungsinya untuk memudahkan dalam penghitungan koloni agar tidak lupa pada saat menghitung.
l.    Pipet Kapiler
             Pipet volume ini hanya dapat digunakan untuk mengatur satu ukuran volume tertentu saja. Jadi kalau kapasitasnya hanya 10 ml, berarti pipet itu hanya dapat digunakan untuk mengukur volume larutan sebanyak 10 ml dan tak dapat digunakan untuk mengukur volume 5 ml. Kapasitas ukur yang umum dari pipet volume adalah, antara lain 1 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml dan 50 ml(Guyton, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah eritrosit dari sampel darah ikan adalah 48.600 sel/mm3 dan 16.900sel/mm3, pada katak jumlah eritrositnya adalah 149.600 sel/mm3 dan 166.400 sel/mm3 dan jumlah eritrosit pada mencit adalah 24.100 sel/mm3 dan 24.100 sel/mm3. Jumlah sel leukosit pada ikan adalah 375.000 sel/mmdan 16.900 sel/mm3, jumlah sel leukosit pada katak adalah 35.040.000 sel/mmdan 470.000 sel/mm3, serta jumlah leukosit pada mencit adalah 180.000 sel/mm3 dan 180.000 sel/mm3 . Angka hematokrit ini menunjukan besarnya kekentalan darah ( Maswira, 2008). Menurut Bastiawan dalam Alamanda (2007), apabila ikan terkena penyakit maka nafsu makannya menurun dan nilai hematokrit darahnya menjadi tidak normal. Jika nilai hematokrit rendah maka jumlah eritrositpun rendah


IV.                KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.         Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Dalam keadaan normal, jumlah eritrosit mencapai hampir separuh dari volume darah.
2.         Eritrosit mempunyai fungsi sebagai media transport yaitu, transport zat-zat terlarut, transport gas, transport panas, transport energi sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh (sistem imun).
3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu Umur, kondisi lingkungan dan musim.
4.         Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit antara lain umur, jenis kelamin, kondisi limgkungan, emosi dan musim. Faktor yamg mempengaruhi jumlah leukosit antara lain stress, aktivitas fisiologis, gizi dan umur ikan.
5.         Jumlah eritrosit mencit sebesar 180.000 sel/mm3, sedangkan jumlah leukosit mencit sebesar   24.100 sel/mm3.















DAFTAR REFERENSI
Anggraeni,A. 2010. Sistem Pengenalan Sel Darah Merah pada citra mikroskopis. UDAYANA,Bali.

Dietor,delman,H. 1992. Histologiveterinner. UI Press,Jakarta.

Guyton AC. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology.

Guyton & Hall, 1997. FISIOLOGI KEDOKTERAN. Ed. 9 – Jakarta : EGC

Karsheva, M. 2009. Blood Rheology- A key for Blood Circulation in Human Body.Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 44, 1,2009, page 50-54.

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Maswira,2008,Gambaran Darah Ikan Lele Clarias sp.,http://maswira.word  press.com/2008/darah-ikan-2/. Diakses tanggal 20 oktober 2012.

Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rose, Herbert G. 1965. Improved Procedure for The Extraction of Lipids from Humans                   Erythrocytes

Sadikin ,M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medik,Jakarta.

Subowo. 2006. Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Tobin, Muhammad. 1994. Fisiologi : Mekanisme Fungsi Tubuh . Yogyakarta : Angkasa.

Warni, Elly. 2009. Penentuan MorfologiSel Daah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Hasanuddin, Sulawesi







Komentar