Hipofisasi

HIPOFISASI






 












Oleh :
Adi Cahya Nugraha                              (B0A013028)
Elistianti Dewi                                        (B0A013051)





LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBENIHAN PERIKANAN TAWAR





KEMENTERIAN  RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2014


                                                                                                                                                     I.            PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Kelenjar hipofisa mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yangdihasilkan berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak  berfungsi. Hormon yang berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan olehgonad (Simanjuntak, 1985). Menurut Budiyanto (2002), Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisalangkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak.
Menurut Sumantadinata (1983), ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yangrelatif membesar dan lunak bila diraba, serta dari lubang genital keluar cairan jernihkekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningandan lubang kelamin berbentuk bulat telur dan agak melebar serta agak membengkak. Ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin antara lain mudah mengeluarkan milt perutnyadiurut, naluri gerakan lincah, postur tubuh dan perut raming warna tubuh kehijauan dankadang gelap, lubang kelamin agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.
1.2. Tujuan



                                                                                                                                    II.            MATERI DAN CARA KERJA
2.1. Materi
2.2. Cara Kerja




                                                                                                                                 III.            HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil


3.2. Pembahasan
Hipofisasi adalah Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepada induk ikan untuk mempercepat tingkat kematangan gonad, atau Hipofisasi adalah menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang ikan agar lebih cepat memijah (Susanto, 2001). Hipofisasi merupakan suatu cara untuk merangsang ikan untuk memijah atau terjadinya pengeluaran telur ikan dengan suntikan ekstrak kelenjar hipofisa. Hipofisasi merupakan salah satu teknik untuk mempercepat pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa pada tubuh ikan yang akan dibiakkan. Kelenjar hipofisa ini terletak di bawah otak sebelah depan, mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi untuk mempercepat ovalusi dan pemijahan (Milne, 1999).
Kelenjar hipofisa pada ikan terletak dibagian bawah otak kecil Ikan, begitu juga pada makhluk hidup bertulang belakang memiliki kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa iniukurannya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil.Lalu dalamaplikasi dan kenyataan dilapangan bahwa umumnya ikan donor banyak dipilih dari ikan mas. Hal ini dikarenakan ikan mas mudah dalam pengadaannyadan bersifat universal sehingga dapat digunakan untuk donor segala macamikankonsumsi. Menurut Sumantadinata (1981) dalam Trianasah (2009) ikan mas(Cryprinus carpio) baik segala ikan donor universal artinya dapat dipakaisecara efektif pada berbagai jenis ikan baik sefamili maupun tidak sefamili.
Sedangkan menurut Akhyar (2004) kelenjar hipofisa atau kelenjar pituitari adalah struktur utama dari endokrin. Dua bagiannya mengilustrasikan dua mode dari sintesis dan kontrolhormon. Pada hipofisa bagian posterior, hormon diproduksi di sel-sel neurosekretori dengan bagian badan mereka ada di hipotalamus dan dikeluarkan setelah stimulasi saraf. Hipofisa bagian anterior, hormon diproduksi pada sel-sel yang terspesialisasi, dan pelepasannyadistimulasi atau dilakukan dengan melepaskan hormon yang dibuat di hipotalamus.Rangkaian yang kompleks ini membentuk beberapa titik kontrol. Hipofisa terletak di bawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak.
Kelenjar hipofisa terletak di bawah otak sebeelah depan pd lekukan tulang yang disebutsella tursica. Kelenjar hipofisa terdiri dari 3 bagia yaitu pars anterior( asenchipofisa)intermedia dan pars porterior (pars nervosa). Hormon penting yang dihasilan oleh kelenjar hipofisa adalah pars anterior yang terdiri atas Growth Hormon atau somatropin HormonGonadotropin, Adreno Corticotropic Hormon atau korticotropin dan Thyroid StimulatingHormon, atau Terotropin. Pars intermedia menghasilkn hormon intermedin, sedangkan pars nervosa menghasilkan oxitocin.Fungsi dari Growth Hormon adalah merangsang pertumbuhan badan melalui prosessintesis protein. Hormon Gonadptropin berfungsi untu pematangan gonad, mengatur sekresi hormon kemanin, dan mengatur pemijahan Thyroid Stimulating Hormon, mengatur sekresi hormon tiroid , sedangkan MSHmmpengaruhi pigmentasi kulit. Oxitocin menyebabkan kontraksi otot polos misalnyaoviduct dan duktus deferens, sehingga ovum dan spermatzoa dapat dikeluarkan dari tubuh.
Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kay, (1998) adalah sebagai berikut :
Phylum                 : Chordata
Kelas                     : Pisces
Subkelas              : Teleostei
Ordo                      : Ostariophysi
Subordo               : Siluroidae
Famili                    : Claridae
Genus                   : Clarias
Spesies                 : Clarias gariepinus var
Sebagaimana halnya ikan lele, lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) memiliki ciriciri identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan. Secara umum, ikan lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish. Tubuh ikan lele sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta tidak memiliki mulut yang relatif lebar yakni ¼ dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari lele sangkuriang adalah adanya empat pasang dan sungut yang terletak di sekitar mulutnya. Keempat pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang sungut mandibula/rahang bawah. Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan diri (Muhammad, 2001).
Menurut Djoko (2006) bahwa ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya, seperti ikan mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Bila ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”. Untuk memudahkan berenang, lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal adalah sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur. Sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil (Khairuman dan Amri, 2009).
Teknik Hipofisasi
Metode hipofisasi memerlukan peralatan, ketrampilan, ketekunan, dan pengetahuan praktis.
Pengambilan Kelenjar Hypofisa
*Alat : talenan, jarum pentul /ppensit, kapas atau tisu, pisau dan gunting.
*Bahan : ikan donor, yang memenuhi syarat sbb :- Minimal satu famili, mislnya ikan tawes dgn ikan nilem.- Telah mencapai tingkat kematangan gonad yang maksimal- Bila ikan donor sudah mati, tidak boleh melebihi dari 2 jam- Ikan yang dijadikan donor tidak boleh dari ikan yang baru selesai memijah
* Urutan Kerja Pengambilan Kelenjar Hypofisa sbb :
- Ikan donor dipotong pada bagian belakang overklon/operkulum/sperkulum (tutup insang)
-Pada bagian yang dipotong tersebut kemudian dipotong lagi di bagian ataskepala/otak.
- Kemudian otak diangkat dan jaringan-jaringan serta darah yang ada disekitarnyadibersihkan.
- Setelah dibersihkan, akan tampak butiran berwarna putih – susu pada bagian lekukan tulang, tepatnya di bawah otak tersebut.
- Ambillah butiran/kelenjar hypofisa itu dengan pinset atau jarum pentol, dan bersihkan
b. Pembuatan Ekstrak Kelenjar Hypofisa
Alat – alat yang diperlukan Terdiri dari : penggerus jaringan (tissio gandu), spuit 2 ml, jarum no. 17 dan 22, sertasentrifugasi dan tabung reaksi.
Bahan – bahan yang diperlukan Terdiri dari : kelenjar hypofisa dan aquades
Langkah Kerja Pembuatan Ekstrak Kelenjar Hypofisa
 - Masukkan kelenjar hipofisa yang sudah dibersihkan ke dalam wadah, kemudianhancurkan dengan penggerus dan tambahkan aquades 1 – 2 ml.
- Setelah hancur tambahkan lagi aquades kl. 1 ml, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.
- Masukkan dalam centrifugal dan putar selama kl’ 10 menit.- Hentikan pemutaran, ambil cairan yang berwarna jernih pada bagian atas dengan spuit.
- Cairan hypofisa siap disuntikan pada ikan recipient.
Teknik Penyuntikan
Menurut Sumantadinata (1981), terdapat 3 cara penyuntikan hipofisasiyaitu intramuscular, intra cranial dan intra perineal.
1.Secara muskuler, dengan caramenyuntik lewat punggung atau otot batang ekor.
2.Secara intra peritoneal, dengan cara menyuntikkan ke dalam rongga perut,lokasinyaantara kedua sirip perut sebelah depan atau antara sirip dada sebelahdepan. Suntikan inidisejajarkan dengan dinding perut.
3.Secara intra cranial,dengan caramenyuntikkan lewat kepala. Suntikan inidengan memasukkan jaruminjeksi ke dalam rongga otak melalui tulangoccipitial pada bagian yang tipis.Luka atau hilangnya sisik dapat mengakibatkan ikan resipien tidak dapatmemijah walaupun telah diberikan suntikan ekstrak hipofisa, karenagangguansecara fisiologis pada ikan.
Tanda-tanda ikan yang sudah mengalamiovulasi dan siap dikeluarkantelurnya yaitu ikan terlihat gelisah, seringmuncul di permukaan air dan ikan jantan sering berpasangan denganikan betina (Villeet al.,1988). MenurutGordon (1982) ciri-ciri betinayang sudah masak kelamin diantaranya perutmengembung, lubang genitalkemerahan, perut lembek. Sedangkan pada ikan jantan yang telah masak kelaminadalah bila perut di stripping akan keluar cairan putih seperti susu (Milt).
MenurutSumantadinata (1981), Ikan tidak berhasilmemijahdimungkinkan oleh faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga ikanmengalami stress. Faktor lingkungan seperti suhu,cahaya, sifat fisik dan kimia juga mempengaruhi tingkah laku ikan. Suhu dancahaya akan mempengaruhisaraf dan otak pada pemijahan.Pada ikan lele, penyuntikan dilakukan pada ujung depan sirip pnggung 1 cm ke sampingkiri atau kanan. Dan bila pada ikan bersisik seperti tawes, ikan mas, dsb, disuntik pada 3 – 4 sisik ke bawah .Teknik penyuntikan dilakukan dengan arah jarum suntik membuat sudut 60 derajat ekor dan jarum dimasukkan sedalam kl. 1,5 cm. Pada saat penyuntikan sebaiknyaikan dibungkus dengan karung jala, agar ikan tidak mudah terlepas. Untuk ikan yang berukuran basar, biasanya dilakukan oleh dua oramg yaitu orang pertama memegangKepala dan ekor sedangkan orang kedua menyuntik. Ikan yang telah disuntik segeradimasukkan ke dalam bak berisi air yang sedang mengalir agar ikan cukup mendapatoksigen. Dosis penyuntikan disesuaikan dengan ukuran dan species ikan, sedangkan syaratinduk, jantan harus matang sperma dan betina harus matang telur.
Dosis penyuntikan pada ikan betina 1 - 1,5 dosis. Dan pada ikan jantan sekitar ¼ - 1/2. Contoh perhitungannya yaitu pada donor betina ikan yangakan disuntik disuntikan (resipient) yang memiliki beraat 1kg maka banyaknya kelenjar hipofisa dariikan donor beratnya 1.5kg, begitu pula padadonor jantan. Biasanya pada setiap ekor,induk yang beratnya 1kg memilikihipofisa yang beratnya kurang lebih 3ml. Beberapa jenih ikan seperti patin penyuntikan hormone dilakukan sebanyak 2 kali. Dimana penyuntikanikan pertama dilakukan 25-30% sedangkan pada penyuntikan keduasebanyak 70-75%. Sedangkan pada jenis ikan lainnya penyuntikaninduk dilakukan sebanyak satu kali. Lalu selang/jeda waktu penyuntikan keduayang dilakukan 4 – 6 jam setelah penyuntikan pertama. Penyuntikan induk ikan sebanyak 1kali dilakukan sejumlahdosis yang telah ditetapkan. Prosese pertumbuhandan perkembangan, pematangan gonad membutuhkan 9-11 jam setelah penyuntikan pertama. Perilaku induk setelahdisuntik ekstrak kelenjar nampak setelah 3 jam.



                                                                                                                                                    IV.            KESIMPULAN


DAFTAR REFERENSI
Akhyar, Salman. M. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas II Jilid 2A. Bandung : Grafindo MediaPratama.
Budiyanto. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstraks Kelenjar Hipofisa Ikan Patin TerhadapLaju Pertumbuhan Harian Ikan Koi yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. (Skripsi tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikananan danIlmu Kelautan IPB
Effendi, M. I. 1978. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Bond, C.E. 1979.Biology of Fishes. WB Soundary Company, Phyladelphia.
Gordon, M.S.1982. AnimalPhysiology Princile. MC Millan Publishing co. NewYork.
Gutenberg, A.et al.2009. A Radiologic Score to Distinguish AutoimmuneHypophysitis from Nonsecreting Pituitary Adenoma Preoperatively. AJNR Am J Neuroradiol 30:1766 –72.
Kay,I. 1998. Introduction of Animal Physiology. Bion Scientific Publisher Ltd,Canada.
Muhammad, Sunusi, H. dan Ambas, I. 2001. Pengaruh Donor dan DosisKelenjar Hipofisa Terhadap Ovulasi dan Daya Tetas Telur Ikan Betok ( AnabastestudineusBloch). Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS,Makassar.
Oka, A. A. 2006.Penggunaan Ekstrak Hipofisa Ternak Untuk MerangsangSpermiasi pada Ikan (Cyprinus carpio L.Jurusan produksi Ternak,Fakultas Peternakan,Universitas Udayana: Denpasar.
Simanjuntak, R. H. 1985. Pembudidayaan Ikan Lele. BatharaJaya Aksara,Jakarta.
Sumantadinata, K.1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Budaya, Bogor.
Susanto, H. 1996. Budidaya Kodok Unggul.Swadaya, Jakatra.
Susanto, H. 2001. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Jakarta : Penebar Swadaya
Sunandar, Arifin, M. T. Yuliani, N. 2007.Perendaman Benih Ikan Gurami(Osphronemus gouramyLac.) TerhadapKeberhasilan PembentukanKelamin Jantan. Jurusan Perikanan. UniversitasMuhammadiyah Malang:Malang.
Ville,C. A, W.D Wallon and F. E. Smith.1988. Zoologi.Erlangga. Jakarta.

Komentar