ACARA I
IDENTIFIKASI TANDA-TANDA
IKAN SAKIT - SEHAT
Oleh :
Nama : Jihan Ibnu Hayyan
NIM : B0A013040
Rombongan : I
Kelompok : 5
Asisten : Nabil Azizar Rahman
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGELOLAAN KESEHATAN
ORGANISME AKUATIK
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
BIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan ikan mempelajari tentang kondisi
normal atau tidaknya kondisi ikan, baik itu ikan air tawar maupun ikan air
laut. Untuk mengetahui sehat atau tidaknya suatu ikan diperlukan suatu
pengamatan dari bentuk fisik ikan, kecepatan renang, kelincahan bergerak, nafsu
makan, dan lain-lain (Amirullah, 2012).
Untuk mengetahui jenis penyakit dari
ikan tersebut dibutuhkan diagnosa yaitu perkiraan dari kondisi abnormalnya
ikan. Dalam membudidaya atau memelihara ikan terdapat masalah dimana ikan yang
dibudidaya atau dipelihara yaitu penyakit dari suatu parasit. Parasit merupakan
organisme yang menumpang hidup di suatu inang atau tubuh organisme lain. Sifat
dari parasit tersebut merugikan untuk tubuh inang yang ia tumpangi.
Ikan air tawar yang termasuk ikan konsumsi
yaitu : nila (Oreochromis niloticus), ikan mas (Cyprinus carpio), dan ikan lele
(Clarias batrachus) banyak sekali parasit yang dapat menyerang ikan tersebut.
Untuk mengetahui jenis parasit yang terdapat pada ikan tersebut bisa dilakukan
identifikasi dimana penelitian atau pengamatan di laboratorium (Handayani, 2014).
1.2 Tujuan
1.
Mengenali tanda-tanda ikan sakit-sehat
2.
Dapat mengisi laporan pemeriksaan
laboratorium.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang
dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun
kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Ikan dikatakan sakit
apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara anatomi maupun
fisiologinya.Timbulnya serangan penyakit di kolam merupakan hasil interaksi
yang tidak serasi antara ikan kondisi lingkungan dan organisme
penyakit.interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga
mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah
diserang oleh penyakit. Sumber penyakit ikan yang sering menyerang ikan di
dalam kolam terdiri dari beberapa kelompok, yaitu hama, parasit dan non
parasit. Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya
menimbulkan kerugian cukup besar (Amirullah,2012).
Parasitisme
adalah bentuk simbiosis dari dua individu yang satu tinggal, berlindung atau
maka di atau dari individu lainnya yang disebut inang, selama hidupnya atau
sebagian dari masa hidupnya. Bagi parasit, inang adalah habitatnya sedangkan
mangsa bagi predator bukan merupakan habitatnya, selain itu pada umumnya
parasit memerlukan suatu individu inang bagi pertumbuhannya, apakah dalam
jangka waktu sampai dewasa atau hanya sebagian dari stadia hidupnya, sedangkan
predator memerlukan beberapa mangsa selama hidupnya (Jhon, 1993).
Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah
terkena serangan penyakit atau parasit adalah ikan terlihat pasif, lemah dan
kehilangan keseimbangan; nafsu makan mulai berkurang; malas berenang dan
cenderung mengapung di permukaan air; adakalanya ikan bergerak secara cepat dan
tiba-tiba; selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga
tubuh ikan tidak licin lagi (kesat); pada permukaan tubuh ikan terjadi
pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor; di beberapa bagian
tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit
ikan mengelupas; sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan
pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal
jari-jari siripnya saja; insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk
bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan; dan bagian
isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi
rapuh (Sumartono, 2006).
Berdasarkan daerah penyebaran, penyakit
atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Penyakit atau parasit pada kulit.
Penyakit atau parasit ini menyerang
bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi. Apabila organisme
penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung
diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus di identifikasi dengan
mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang timbulkan oleh
serangan organisme-organisme tersebut. Biasanya ikan yang terserang akan
terlihat menjadi pucat dan timbul lendir secara berlebihan. Organisme yang
menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau
lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwama
putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang mengalami
serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan
badannya kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka
baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.
2. Penyakit atau parasit pada insang.
Penyakit atau parasit yang menyerang
organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian
dalam ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya
serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku
ikan.
Ciri utama ikan yang terserang organ
insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan
mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna.
III.
MATERI
DAN CARA KERJA
2.1
Materi
Alat yang digunakan meliputi 1 set alat
bedah, kaca loop, bak pembedahan, alat tulis dan pensil warna, serat aquarium.
Bahan yang digunakan Yaitu ikan Gurame
(Osphronemus gouramy).
2.2
Cara
Kerja
a.
Tanda-tanda ikan
sehat-sakit diamati
-
Ikan sampel
dibiarkan ada di akuarium
-
Diamati cara
berenang/cara makan dan cara bernafas
-
Tanda-tanda
abnormalitas tubuh ikan diamati permukaan tubuhnya, produksi lendir dan bentuk
ikan dan dicatat hasil pengamatannya
b.
Tanda kelainan
luar tubuh diamati
-
Ikan sampel
diletakkan diatas bak pembedahan
-
Diamati bagian
tubuh ikan, permukaan tubuh ikan ada luka atau pendarahan atau parasite luar
dan organ-organ kelengkapan tubuh dan warna tubuh
-
Tutup insang
dibuka, diperiksa dan diamati kenormalannya
-
Dicatat hasil
pengamatannya
c.
Tanda-tanda
kelainan dalam tubuh diamati
-
Organ Tubuh yang
diperiksa antara lain hati, ginjal, limfa, dan gelembung renang
-
Sebelum dibedah,
ikan dilap dengan kapas yang telah dibasahi alcohol supaya steril
-
Ikan dipotong
melintang dari anus kearah kepala hingga ujung tutup insang
-
Selanjutnya
dipotong dari anus menuju keatas kepala sampai ujung tutup insan, kemudian dilanjut
kearah bawah sampai ujung pemotongan pertama
-
Jika organ tubuh
sudah tampak, diperiksa dan diamati
-
Apabila bagian
luar dan dalam tubuh ikan ada yang menciri penentu ikan sehat atau sakit,
digambar sealamiah mungkin morfologinya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 4.1 Tanda-tanda ikan
sakit-sehat
No.
|
Tanda-tanda
ikan sakit
|
Tanda-tanda
ikan sehat
|
1
|
Mata
ikan cekung
|
Mata
ikan normal (cembung)
|
2
|
Sirip
ikan gripis
|
Sirip
ikan normal/sempurna
|
3
|
Timbul
bercak merah/ luka
|
Tidak
timbul bercak merah/ tidak ada luka
|
4
|
Gerakan
operkulum lambat
|
Gerakan
operkulum normal
|
5
|
Tidak
mau makan
|
Nafsu
makan tinggi
|
6
|
Timbul
bercak putih pada mulut dan hidung
|
Tidak
timbul bercak putih pada bagian mulut dan hidung
|
7
|
Sisik
ikan ada yang lepas (tidak lengkap)
|
Sisik
ikan lengkap/ tidak terkelupas
|
8
|
Gerakan
lambat
|
Gerakan
aktif
|
Tabel 4.2 Data Pengamatan
Tanda-Tanda Kelainan Luar Tubuh Ikan
No.
|
Jenis
kelainan
|
Kel1
|
Kel2
|
Kel3
|
Kel4
|
Kel5
|
Kel6
|
1
|
Mata
cekung
|
TAP
|
TAP
|
ü
|
TAP
|
ü
|
TAP
|
2
|
Sisik
lepas
|
TAP
|
ü
|
ü
|
TAP
|
ü
|
ü
|
3
|
Sirip
rusak
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
4
|
Warna
tubuh
|
Pucat
|
TAP
|
Pucat
|
Pucat
|
Pucat
|
TAP
|
5
|
Luka
pada kulit, dan mulut
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
6
|
Perut
kembung
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
7
|
Lendir
banyak
|
ü
|
ü
|
ü
|
TAP
|
TAP
|
ü
|
Tabel
4.3 Data Pengamatan Tanda-Tanda Kelainan Dalam Tubuh Ikan
No.
|
Jenis
kelainan
|
Kel1
|
Kel2
|
Kel3
|
Kel4
|
Kel5
|
Kel6
|
1
|
Insang
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
2
|
Hati
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
3
|
Jantung
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
4
|
Usus
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
5
|
Limfa
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
6
|
Ginjal
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
7
|
Gelembung
renang
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
TAP
|
Ø Keterangan :
Kel 1 =
ikan bawal (Colossoma macropomum)
Kel 2 =
ikan lele (Clarias gariepinus)
Kel 3 =
ikan bawal (Colossoma macropomum)
Kel 4 =
ikan nila (Oreochromis niloticus)
Kel 5 =
ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Kel 6 =
ikan bawal (Colossoma macropomum)
3.2 Pembahasan
Berikut adalah morfologi dan klasifikasi dari
ikan yang dipraktikumkan:
1.
Ikan Lele (Clarias sp)
Klasifikasi ikan lele
Phylum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Subkelas :
Teleostei
Ordo
: Ostareophyci
Famili
: Claridae
Genus
: Clarias
Spesies : Clarias sp.
Secara umum, ikan lele mempunyai
bentuk tubuh yang bulat dan memanjang. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak
bersisik. Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele.
Tiap-tiap lele mempunyai warna khas yang membalut tubuhnya. Ikan lele memiliki
ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah setengah dari lebar
kepalanya. Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini
pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki
fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak biasa. Sebagai
alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu
sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip
yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Disamping digunakan sebagai
alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan
tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak.
Pada bagian sirip dada terdapat sirip
yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan sebagai senjata. Disamping
itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam
rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.
2.
Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
Klasifikasi ikan bawal
laut
Filum :
Chordata
Sub filum : Craniata
Kelas :
Pisces
Sub kelas : Neoptergii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili :
Characidae
Genus :
Colossoma
Spesies : Colossoma macropomum
Dari arah samping tubuh bawal tampak
membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila
dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan perbandingan antara
tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan
bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan
gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian
sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu
gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi
sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna
merah ini merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika
disebut red bally pacu.
Dibanding dengan badannya, bawal
memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak
sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin.
Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam.
Bawal memiliki 5 buah sirip (pinnae), yaitu sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil
dengan sebuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari
lainnya lemah. Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak panjang,
letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut,
dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor,
jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.
3.
Ikan Bawal Laut (Stromateus niger)
Kerajaan : Animalia
Kelas :
Actinopterygii
Ordo :
Perciformes
Upaordo : Percoidei
Superfamili : Percoidea
Famili :
Bramidae
Spesies
: Stromateus niger
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada
keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk
tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk
belah ketupat. Siripnya agak gelap. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip
punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak.
Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3
jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari
lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya
yang kuat dan lebar. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal
sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih
besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Ikan Bawal (Stromateus
Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk
badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah
ketupat.
4.
Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus)
Philum :
Chordata
Sub
phylum : Vertebrata
Kelas :
Pisces
Sub
klas : Teleostomi
Ordo :
Pereomorphi
Keluarga : Lutjanidae
Genus :
Lutjanus
Spesies :
Lutjanus sanguineus.
Secara morfologi, bentuk badan ikan
kakap merah memanjang sampai agak pipih. Mulutnya terletak pada bagian ujung
kepala (terminal), biasanya terdapat gigi taring (canine) pada rahangnya.
Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan sisiknya ctenoid. Bagian depan
dari kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari tutup insang terdapat
beberapa baris sisik. Sering terdapat bintik atau noda kehitaman (blotches). Sirip
punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17 jari-jari
sirip lemah yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip
lemah bercabang. Sirip ekor mulai dari yang berbentuk truncate sampai berbentuk
cagak yang dalam (deeply forked).
5.
Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)
Klasifikasi ikan
gurame
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy
Pada bagian dalam ikan tidak mengalami
kelainan yang cukup berarti. Sementara dalam keadaan
normal, bentuk
tubuh gurami agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping. Panjang maksimumnya
mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring, dan dapat disembulkan. Gurami
memiliki garis lateral (garis gurat sisi atau linea literalis) tunggal, lengkap
dan tidak terputus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak membulat
secara penuh) yang berukuran besar.
Ikan
ini memiliki gigi di rahang bawah. Di daerah pangkal ekornya terdapat titik
bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor membulat. Ikan ini juga memiliki
sepasang sirip perut yang telah mengalami modifikasi menjadi sepasang benang
panjang yang befungsi sebagai alas peraba.
Secara
umum, tubuh gurami berwarna kecokelatan dengan bintik hitam pada dasar sirip
dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin dewasa,
ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu, di tubuh
gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang akan
menghilang setelah ikan menginjak dewasa.
6. Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
Klasifikasi ikan nila
Kelas :
Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo :
Perchomorphi
Subordo : Percoidea
Famili :
Cichlidae
Genus :
Oreochromis
Spesies :
Oreochromis niloticus
Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih
ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin terang kea rah bagian
ventral atau perut. Pada tubuh terdapat garis-garis vertikal berwarna
hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis
melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agar besar
dan di tepinya berwarna hijau. Letak mulut terminal atau di ujung tubuh.
Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (Linea
lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip
dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid
atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak (Nurdiyanto,
2006).
Tidak banyak orang mengetahui perbedaan ikan sehat
dengan ikan sakit. Ikan sehat dan ikan sakit dapat dibedakan berdasarkan warna
tubuh ikan, tingkah laku ikan atau kelainan fungsi tubuh ikan dan respon
refleks ikan.
Dari hasil praktikum yang dilakukan, maka
didapatkan hasil bahwa ikan gurame (Osphronemus
gouramy) mengalami : Mata cekung, sirip ikan gripis, timbul bercak merah,
gerakan opekulum lamban, tidak mau makan, timbul bercak putih pada mulut dan
hidung, sisik ikan tidak lengkap, dan gerakan lamban. Hal ini sesuai dengan
pernyataan xxxxxxx(xxxx) bahwa jika dilihat dari warna
tubuh, perbedaan ikan yang sehat dengan yang sakit akan terlihat jelas. Dimana
ikan yang sehat warna tubuhnya akan terang sedangkan yang sakit akan berubah
menjadi pucat atau berubah warna dari warna aslinya.
Tingkah
laku ikan atau kelainan fungsi tubuh juga dapat menentukan perbedaan ikan sehat
dan sakit yaitu ikan sehat biasanya lebih aktif gerakannya dibandingkan ikan
sakit. Apabila seharusnya ikan sebut memiliki tingkah laku aktif tiba-tiba
berubah menjadi tidak aktif bisa dimungkinkan ikan tersebut sakit.
Ada
beberapa refleks ikan yang dapat dipakai untuk mentukan apakah ikan tersebut
sehat atau sakit dalam suatu populasi. Adapun refleks ikan yang biasa diperiksa
yaitu :
1. Refleks ekor
Pemeriksaan
ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang ikan terbaring pada satu
sisinya, maka ekor dari ikan yang sehat akan mengembang tegak berdiri seperti
kipas, sedangkan ikan yang sakit ekornya lemas dan terkulai ke bawah.
2.
Refleks lari
Pemeriksaan
ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan menepuk permukaan air, bila setelah
air ditepuk-tepuk dan ikannya dapat lari, maka ikan tersebut sehat, tetapi bila
ikan diam saja di tempat, ada kemungkinan ikan tersebut sakit. Selain itu dapat menggunakan hentakan kaki
pada air kolam serta senter atau lampu sorot pada malam hari secara mendadak.
3.
Refleks mata
Pemeriksaan
ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang ikan dibagian tubuhnya
sedemikian rupa sehingga perutnya menghadap ke atas. Perhatikan pupil matanya,
ikan yang sehat pupil mata akan bergerak dan melihat ke atas (kearah ventral
tubuh ikan), tetapi pada ikan yang sakit maka pupil matanya tetap diam saja
tidak bergerak.
4.
Refleks pertahanan
Pemeriksaan
ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang bagian kepala ikan dan
biarkan bagian dadanya tergantung, maka ikan yang sehat akan menggelepar
bergerak-gerak ingin lepas dari pegangan. sedangkan ikan yang sakit ekornya
akan terkulai dan diam lemas (Sumiati, 2010).
Ikan
sehat secara eksternal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1. Gerakannya aktif. Secara umum, ikan
sehat secara penampakan luar (eksternal) selalu bergerak aktif. Ikan memiliki
sifat reotaksis positif dan negative. Ia selalu bergerak aktif baik itu
melalwan atau searah arus perairan.
2. Nafsu makan tinggi. Ikan sehat
selalu memiliki nafsu makan yang tinggi. Dengan begitu, asupan nilai gizi yang
diperlukan tubuh ikan untuk proses kehidupannya bisa terpenuhi secara maksimal.
Pertumbuhan akan baik, reproduksi, pencernaan, serta segala system yang bekera
pada fungsi kehidup ikan akan berlangsung dengan baik.
3. Warna kulit yang cerah, tidak
berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang
mengkilap/hitam menandakan kondisi ikan yang tidak sehat. Garis hitam
vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan ikan dalam kondisi
stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya
berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya
seekor ikan, tetapi sebagai parameter kondisi ikan akibat kaget, atau kondisi
lingkungan yang tidak cocok bagi ikan. Banyak jenis ikan yang menunjukkan
stress-bar nya dengan jelas.
4. Sisik pada ikan yang bersih dan
tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip
ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur
menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot.
Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk ikan indah dipandang.
5. Warna mata yang bening, tidak
berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok
keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan
kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata
yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut
terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata
yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena
kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
6. Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak
kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat. ikan yang tidak cacat fisik,
biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama.
Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
7. Cara bernafas yang berirama teratur,
dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar
membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang
bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu
insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka.
Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh
kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
8. Ikan yang sehat umumnya tidak takut
terhadap manusia yang melihatnya. ikan yang baik dan sehat biasanya akan segera
mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu ikan yang sehat
umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya. Umumnya ikan
yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. ikan yang suka
menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya
terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat
gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. ikan yang sehat
umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin – sirip depan bawah perut
diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.
Ikan
sehat secara internal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1.
Insang
berwarna merah hati . dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi. Menyerap
oksigen dan mengeluarkan carbondioksida.
2.
Gelembung renang berisi udara,
bersifat netral. Dgn begitu, ikan bisa tidur di dalam air tanpa tenggelam ke
dasar periran atau mengambang ke permukaan.
Ikan sakit secara eksternal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1.
Warna
Tubuh Menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal, sering
berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan kekurangan
oksigen.
2.
Ikan lebih sering menyendiri di
sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum muncul tanda merah tau bitik putih
pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di
akibatkan adanya kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang.
Seandainya ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan
yang lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.
3. Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi
bukan berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik
tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang -renang
dengan aktif dan makannya juga banyak.
4. Badan ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
5. Badan ikan kena parasit/kutu, white spot.
6. Malas, tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung dipermukaan
air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Cirri-ciri penyakit ini
biasanya karena ikan tersebut sedang stress.
7. bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka
pada permukaan tubuh. Cirri-ciri ini muncul pada ikan yang tersetang Carp
Erithrodermatitis.
8. Pembengkakan kulit, penonjolan pada kulit di pangkal ekor. Merupakan
gejala dari carp pox.
9. Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di
dasar perairan, menggantung di permukaan air.
10. Ikan berwarna gelap, satu matanya rusak, yaitu cirri-ciri dari viral
haemorhagic septicaemia.
Ikan sakit secara internal dapat
dilihat dengan ciri – ciri sebagai berikut:
1.
Respirasi
tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ni dikarenakan oleh suhu
yang tidak seuai dengan tubuh ikan.
2. Darah berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak
bisa mengikat O2 ( pada ikan ar tawar ), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL-
dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ).
3. Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada
lapisan epitheliumnyaakibat protein dalam keadaan masam.
4. Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.
5. Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya
degenerasi lemak pada hati.
6. Kekurangan vitamin B-2 ( Riboflavin ) menyebabkan kataraks, photopobia,
pendarahan pada nostril dan overcullum.
7. Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki cirri-ciri bagian perut
menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi
pendarahan pada organ tubuh.
8. Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak
putih pada sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg
pernafasan ikan menjadi terganggu.
9. Akibat serangan virus, terjadi pembengkakan ( inflammatory ) pada
jaringan, pertumbuhan jaringan menjadi tidak normal.
10. Spring viremia of carp menyebabkan cedera pada ginjal, hati, dan
gelembung renang.
11. Limphocistis ( pembengkakan sel kulit ikan ) menyebabkan luka yang
kronis ( tumor otak ) berwarna putih atau kemerahan, kemudian menjadi
haemorhagic.
12. Infectious haemopoietic necrosis menyebabkan necrosis local pada
ginjal, lmpha dan hati. Selain itu, adanya pop eye, akumulasi cairan pada
rongga tubuh, usus membengkak, insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic
pada mulut, dasar sirip dan organ dalam.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan jika ikan terserang penyakit adalah mendeteksi tanda-tanda
serangan dan mengidentifikasi secepat mungkin penyebabnya. Secara garis besar
tanda-tanda ikan yang terserang penyakit adalah:
1. Ikan
terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga cenderung
mengapung dipermukaan air.
2. Nafsu
makan menurun, ikan mengalami kesulitan untuk bernafas (mangap-mangap).
3. Tubuh
ikan tidak licin lagi karena selaput lender pada kulitnya habis.
4. Terjadi
pendarahan terutama didada, perut dan pangkal sirip. Pendarahan ini menunjukkan
bahwa tingkat serangan penyakit sudah tinggi.
5. Sisik
rontok dan rusak serta sirip punggung, dada dan ekor mengalami rusak.
6. Insang
mengalami kerusakan dan apabila bagian perutnya dibelah akan terlihat bagian
organ hatinya berwarna kekuning-kuningan (Aprianto, 1992).
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil
praktikum Identifikaasi Tnda-tanda Ikan Sakit dan Sehat adalah:
1. Supaya
mendapatkan hasil yang optimal, maka harus mengetahui ciri-ciri dari ikan yang
sehat maupun sakit. Agar dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum penyakit
tersebut menyebar.
2. Mahasiswa
dapat melakukan pengisian laporan pemeriksaan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah,
Sonagar, Yayat Dhahiyat, dan Ike Rustikawati. 2012. Intensitas Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Di Hulu
Sungai Cimanuk Kabupaten Garut, Jawa
Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 3, No. 4.
Fidyandini, Hilma
Putri, Sri Subekti, dan Kismiyati. 2012. Identifikasi
Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Bandeng
(Chanos chanos) yang Dipelihara di Karamba Jaring Apung UPBL Situbondo
dan di Tambak Desa Bangunrejo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Unniversitas
Airlangga. Surabaya.
Ghiraldelli,
Luciana, Mauricio Laterca Martins, Marcela Maia Yamashita, and Gabriela Tomas Jeronimo. 2006. Ectoparasites Infulence on the Haematological Parameters of Nile Tilapia and
Carp Cultured in the State of
Santa Catarina, South Brazil. Federal University of Santa Catarina. Brazil.
Handayani,
Retna, Y. T. Adiputra, dan Wardiyanto. 2014. Identifikasi Dan Keragaman
Parasit Pada Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus
carpio) Yang Berasal Dari Lampung. Aquasains: Jurnal Ilmu Perikanan Dan Sumberdaya Perairan.
Jhon, 1993. Budidaya Ikan Ait Tawar.
Kanisius. Yogyakarta.
Nurdiyanto,
dan Sumartono. 2006. Model Distribusi
Monogenea Pada Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
UGM. Yogyakarta
Sumiati,
Tuti, dan Aryati, Yani. 2010. Penyakit
Parasitik Ikan Hias Air Tawar. Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Pusat Riset Perikanan Budidaya: Bogor.
Tantu, Wandalia,
Reiny A. Tumbol, Sammy N.J. Longdong. 2013. Deteksi
Keberadaan Aeromonas sp pada Ikan Nila yang Dibudidayakan di Karamba Jaring Apung Danau Tondano.
Tondano.
Y.
Hadiroseyani, P. Hariyadi, dan S. Nuryati. 2006. Inventarisasi Parasit Lele Dumbo
(Clarias sp.) Di Daerah Bogor.
Jurnal Akuakultur Indonesia.
makasih atas infonya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2CEy6Fs
BalasHapus