Identifikasi Ikan Sakit Sehat

ACARA I

IDENTIFIKASI TANDA-TANDA IKAN SAKIT - SEHAT



 














Oleh :

Nama               :   Jihan Ibnu Hayyan

NIM                  :   B0A013040

Rombongan     :   I

Kelompok        :   5

                                          Asisten              :  Nabil Azizar Rahman




LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGELOLAAN KESEHATAN ORGANISME AKUATIK








KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2015





I.         PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
                Kesehatan ikan mempelajari tentang kondisi normal atau tidaknya kondisi ikan, baik itu ikan air tawar maupun ikan air laut. Untuk mengetahui sehat atau tidaknya suatu ikan diperlukan suatu pengamatan dari bentuk fisik ikan, kecepatan renang, kelincahan bergerak, nafsu makan, dan lain-lain (Amirullah, 2012).
            Untuk mengetahui jenis penyakit dari ikan tersebut dibutuhkan diagnosa yaitu perkiraan dari kondisi abnormalnya ikan. Dalam membudidaya atau memelihara ikan terdapat masalah dimana ikan yang dibudidaya atau dipelihara yaitu penyakit dari suatu parasit. Parasit merupakan organisme yang menumpang hidup di suatu inang atau tubuh organisme lain. Sifat dari parasit tersebut merugikan untuk tubuh inang yang ia tumpangi.
            Ikan air tawar yang termasuk ikan konsumsi yaitu : nila (Oreochromis niloticus), ikan mas (Cyprinus carpio), dan ikan lele (Clarias batrachus) banyak sekali parasit yang dapat menyerang ikan tersebut. Untuk mengetahui jenis parasit yang terdapat pada ikan tersebut bisa dilakukan identifikasi dimana penelitian atau pengamatan di laboratorium (Handayani, 2014).

1.2  Tujuan
1.      Mengenali tanda-tanda ikan sakit-sehat
2.      Dapat mengisi laporan pemeriksaan laboratorium.



II.                TINJAUAN PUSTAKA

            Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Ikan dikatakan sakit apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara anatomi maupun fisiologinya.Timbulnya serangan penyakit di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan kondisi lingkungan dan organisme penyakit.interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Sumber penyakit ikan yang sering menyerang ikan di dalam kolam terdiri dari beberapa kelompok, yaitu hama, parasit dan non parasit. Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian cukup besar (Amirullah,2012).
            Parasitisme adalah bentuk simbiosis dari dua individu yang satu tinggal, berlindung atau maka di atau dari individu lainnya yang disebut inang, selama hidupnya atau sebagian dari masa hidupnya. Bagi parasit, inang adalah habitatnya sedangkan mangsa bagi predator bukan merupakan habitatnya, selain itu pada umumnya parasit memerlukan suatu individu inang bagi pertumbuhannya, apakah dalam jangka waktu sampai dewasa atau hanya sebagian dari stadia hidupnya, sedangkan predator memerlukan beberapa mangsa selama hidupnya (Jhon, 1993).
       Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan; nafsu makan mulai berkurang; malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air; adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba; selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat); pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor; di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas; sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja; insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan; dan bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh (Sumartono, 2006).
       Berdasarkan daerah penyebaran, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.    Penyakit atau parasit pada kulit.
            Penyakit atau parasit ini menyerang bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi. Apabila organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus di identifikasi dengan mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang timbulkan oleh serangan organisme-organisme tersebut. Biasanya ikan yang terserang akan terlihat menjadi pucat dan timbul lendir secara berlebihan. Organisme yang menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwama putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang mengalami serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. 
2.     Penyakit atau parasit pada insang.
            Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian dalam ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan.
            Ciri utama ikan yang terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna.







III.             MATERI DAN CARA KERJA
2.1    Materi
             Alat yang digunakan meliputi 1 set alat bedah, kaca loop, bak pembedahan, alat tulis dan pensil warna, serat aquarium.
          Bahan yang digunakan Yaitu ikan Gurame (Osphronemus gouramy).

2.2    Cara Kerja
a.       Tanda-tanda ikan sehat-sakit diamati
-          Ikan sampel dibiarkan ada di akuarium
-          Diamati cara berenang/cara makan dan cara bernafas
-          Tanda-tanda abnormalitas tubuh ikan diamati permukaan tubuhnya, produksi lendir dan bentuk ikan dan dicatat hasil pengamatannya
b.      Tanda kelainan luar tubuh diamati
-          Ikan sampel diletakkan diatas bak pembedahan
-          Diamati bagian tubuh ikan, permukaan tubuh ikan ada luka atau pendarahan atau parasite luar dan organ-organ kelengkapan tubuh dan warna tubuh
-          Tutup insang dibuka, diperiksa dan diamati kenormalannya
-          Dicatat hasil pengamatannya
c.       Tanda-tanda kelainan dalam tubuh diamati
-          Organ Tubuh yang diperiksa antara lain hati, ginjal, limfa, dan gelembung renang
-          Sebelum dibedah, ikan dilap dengan kapas yang telah dibasahi alcohol supaya steril
-          Ikan dipotong melintang dari anus kearah kepala hingga ujung tutup insang
-          Selanjutnya dipotong dari anus menuju keatas kepala sampai ujung tutup insan, kemudian dilanjut kearah bawah sampai ujung pemotongan pertama
-          Jika organ tubuh sudah tampak, diperiksa dan diamati
-          Apabila bagian luar dan dalam tubuh ikan ada yang menciri penentu ikan sehat atau sakit, digambar sealamiah mungkin morfologinya.




IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Tabel 4.1 Tanda-tanda ikan sakit-sehat
No.
Tanda-tanda ikan sakit
Tanda-tanda ikan sehat
1
Mata ikan cekung
Mata ikan normal (cembung)
2
Sirip ikan gripis
Sirip ikan normal/sempurna
3
Timbul bercak merah/ luka
Tidak timbul bercak merah/ tidak ada luka
4
Gerakan operkulum lambat
Gerakan operkulum normal
5
Tidak mau makan
Nafsu makan tinggi
6
Timbul bercak putih pada mulut dan hidung
Tidak timbul bercak putih pada bagian mulut dan hidung
7
Sisik ikan ada yang lepas (tidak lengkap)
Sisik ikan lengkap/ tidak terkelupas
8
Gerakan lambat
Gerakan aktif

Tabel 4.2 Data Pengamatan Tanda-Tanda Kelainan Luar Tubuh Ikan
No.
Jenis kelainan
Kel1
Kel2
Kel3
Kel4
Kel5
Kel6
1
Mata cekung
TAP
TAP
ü   
TAP
ü   
TAP
2
Sisik lepas
TAP
ü   
ü   
TAP
ü   
ü   
3
Sirip rusak
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
4
Warna tubuh
Pucat
TAP
Pucat
Pucat
Pucat
TAP
5
Luka pada kulit, dan mulut
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
6
Perut kembung
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
7
Lendir banyak
ü   
ü   
ü   
TAP
TAP
ü   


Tabel 4.3 Data Pengamatan Tanda-Tanda Kelainan Dalam Tubuh Ikan
No.
Jenis kelainan
Kel1
Kel2
Kel3
Kel4
Kel5
Kel6
1
Insang
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
2
Hati
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
3
Jantung
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
4
Usus
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
5
Limfa
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
6
Ginjal
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
7
Gelembung renang
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP

Ø Keterangan :
Kel 1 = ikan bawal (Colossoma macropomum)
Kel 2 = ikan lele (Clarias gariepinus)
Kel 3 = ikan bawal (Colossoma macropomum)
Kel 4 = ikan nila (Oreochromis niloticus)
Kel 5 = ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Kel 6 = ikan bawal  (Colossoma macropomum)

    

Text Box: Gambar 4.1 Ikan Lele  (Clarias gariepinus)
Text Box: Gambar 4.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Text Box: Gambar 4.4 Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)










3.2  Pembahasan
Berikut adalah morfologi dan klasifikasi dari ikan yang dipraktikumkan:
1.    Ikan Lele (Clarias sp)
Klasifikasi ikan lele
Phylum      : Chordata
Kelas        : Pisces
Subkelas   : Teleostei
Ordo        : Ostareophyci
Famili       : Claridae
Genus       : Clarias
Spesies     : Clarias sp.
          Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan memanjang. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik. Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai warna khas yang membalut tubuhnya. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah setengah dari lebar kepalanya. Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak biasa. Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
          Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak.
          Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan sebagai senjata. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.


2.    Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
Klasifikasi ikan bawal laut
Filum    : Chordata
Sub filum         : Craniata
Kelas               : Pisces
Sub kelas         : Neoptergii
Ordo                            : Cypriniformes
Subordo           : Cyprinoidea
Famili             : Characidae
Genus             : Colossoma
Spesies             : Colossoma macropomum
          Dari arah samping tubuh bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu.
          Dibanding dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam.
          Bawal memiliki 5 buah sirip (pinnae), yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah. Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak panjang, letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut, dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.
3.    Ikan Bawal Laut (Stromateus niger)
Kerajaan          : Animalia
Kelas                : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Upaordo          : Percoidei
Superfamili      : Percoidea
Famili              : Bramidae
Spesies             : Stromateus niger
            Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Siripnya agak gelap. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh.           Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat.
4.    Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus)
Philum             : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Kelas                : Pisces
Sub klas           : Teleostomi
Ordo                : Pereomorphi
Keluarga          : Lutjanidae
Genus              : Lutjanus
Spesies             : Lutjanus sanguineus.
          Secara morfologi, bentuk badan ikan kakap merah memanjang sampai agak pipih. Mulutnya terletak pada bagian ujung kepala (terminal), biasanya terdapat gigi taring (canine) pada rahangnya. Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan sisiknya ctenoid. Bagian depan dari kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari tutup insang terdapat beberapa baris sisik. Sering terdapat bintik atau noda kehitaman (blotches). Sirip punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17 jari-jari sirip lemah yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip lemah bercabang. Sirip ekor mulai dari yang berbentuk truncate sampai berbentuk cagak yang dalam (deeply forked).
5.    Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)
Klasifikasi ikan gurame
Kerajaan          : Animalia
Filum    : Chordata
Kelas                : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Osphronemidae
Genus              : Osphronemus
Spesies             : Osphronemus gouramy
          Pada bagian dalam ikan tidak mengalami kelainan yang cukup berarti. Sementara dalam keadaan normal, bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping. Panjang maksimumnya mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring, dan dapat disembulkan. Gurami memiliki garis lateral (garis gurat sisi atau linea literalis) tunggal, lengkap dan tidak terputus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak membulat secara penuh) yang berukuran besar.
          Ikan ini memiliki gigi di rahang bawah. Di daerah pangkal ekornya terdapat titik bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor membulat. Ikan ini juga memiliki sepasang sirip perut yang telah mengalami modifikasi menjadi sepasang benang panjang yang befungsi sebagai alas peraba.
          Secara umum, tubuh gurami berwarna kecokelatan dengan bintik hitam pada dasar sirip dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin dewasa, ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu, di tubuh gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang akan menghilang setelah ikan menginjak dewasa.
6.    Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Klasifikasi ikan nila
Kelas                : Pisces
Subkelas          : Teleostei
Ordo                : Perchomorphi
Subordo           : Percoidea
Famili              : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies             : Oreochromis niloticus
          Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin terang kea rah bagian ventral atau perut.  Pada tubuh terdapat garis-garis vertikal berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agar besar dan di tepinya berwarna hijau.  Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak (Nurdiyanto, 2006).
          Tidak  banyak orang mengetahui perbedaan ikan sehat dengan ikan sakit. Ikan sehat dan ikan sakit dapat dibedakan berdasarkan warna tubuh ikan, tingkah laku ikan atau kelainan fungsi tubuh ikan dan respon refleks ikan.
          Dari hasil praktikum yang dilakukan, maka didapatkan hasil bahwa ikan gurame (Osphronemus gouramy) mengalami : Mata cekung, sirip ikan gripis, timbul bercak merah, gerakan opekulum lamban, tidak mau makan, timbul bercak putih pada mulut dan hidung, sisik ikan tidak lengkap, dan gerakan lamban. Hal ini sesuai dengan pernyataan xxxxxxx(xxxx) bahwa jika dilihat dari warna tubuh, perbedaan ikan yang sehat dengan yang sakit akan terlihat jelas. Dimana ikan yang sehat warna tubuhnya akan terang sedangkan yang sakit akan berubah menjadi pucat atau berubah warna dari warna aslinya.
          Tingkah laku ikan atau kelainan fungsi tubuh juga dapat menentukan perbedaan ikan sehat dan sakit yaitu ikan sehat biasanya lebih aktif gerakannya dibandingkan ikan sakit. Apabila seharusnya ikan sebut memiliki tingkah laku aktif tiba-tiba berubah menjadi tidak aktif bisa dimungkinkan ikan tersebut sakit. 
          Ada beberapa refleks ikan yang dapat dipakai untuk mentukan apakah ikan tersebut sehat atau sakit dalam suatu populasi. Adapun refleks ikan yang biasa diperiksa yaitu :
1.      Refleks ekor
          Pemeriksaan ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang ikan terbaring pada satu sisinya, maka ekor dari ikan yang sehat akan mengembang tegak berdiri seperti kipas, sedangkan ikan yang sakit ekornya lemas dan terkulai ke bawah.
2.      Refleks lari
          Pemeriksaan ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan menepuk permukaan air, bila setelah air ditepuk-tepuk dan ikannya dapat lari, maka ikan tersebut sehat, tetapi bila ikan diam saja di tempat, ada kemungkinan ikan tersebut sakit.  Selain itu dapat menggunakan hentakan kaki pada air kolam serta senter atau lampu sorot pada malam hari secara mendadak.
3.      Refleks mata
          Pemeriksaan ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang ikan dibagian tubuhnya sedemikian rupa sehingga perutnya menghadap ke atas. Perhatikan pupil matanya, ikan yang sehat pupil mata akan bergerak dan melihat ke atas (kearah ventral tubuh ikan), tetapi pada ikan yang sakit maka pupil matanya tetap diam saja tidak bergerak.
4.      Refleks pertahanan
          Pemeriksaan ikan menggunakan refleks ekor yaitu dengan memegang bagian kepala ikan dan biarkan bagian dadanya tergantung, maka ikan yang sehat akan menggelepar bergerak-gerak ingin lepas dari pegangan. sedangkan ikan yang sakit ekornya akan terkulai dan diam lemas (Sumiati, 2010)
   Ikan sehat secara eksternal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1.      Gerakannya aktif. Secara umum, ikan sehat secara penampakan luar (eksternal) selalu bergerak aktif. Ikan memiliki sifat reotaksis positif dan negative. Ia selalu bergerak aktif baik itu melalwan atau searah arus perairan.
2.      Nafsu makan tinggi. Ikan sehat selalu memiliki nafsu makan yang tinggi. Dengan begitu, asupan nilai gizi yang diperlukan tubuh ikan untuk proses kehidupannya bisa terpenuhi secara maksimal. Pertumbuhan akan baik, reproduksi, pencernaan, serta segala system yang bekera pada fungsi kehidup ikan akan berlangsung dengan baik.
3.      Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi ikan yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan ikan dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor ikan, tetapi sebagai parameter kondisi ikan akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi ikan. Banyak jenis ikan yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
4.    Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk ikan indah dipandang.
5.    Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
6.    Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat. ikan yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
7.    Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
8.    Ikan yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. ikan yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu ikan yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya. Umumnya ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. ikan yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. ikan yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin – sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.
               Ikan sehat secara internal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1.     Insang berwarna merah hati . dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi. Menyerap oksigen dan mengeluarkan carbondioksida.
2.     Gelembung renang berisi udara, bersifat netral. Dgn begitu, ikan bisa tidur di dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke permukaan.
               Ikan sakit secara eksternal dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
1.     Warna Tubuh Menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal, sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan kekurangan oksigen.
2.     Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.
3.     Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang -renang dengan aktif dan makannya juga banyak.
4.     Badan ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
5.     Badan ikan kena parasit/kutu, white spot.
6.     Malas, tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung dipermukaan air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Cirri-ciri penyakit ini biasanya karena ikan tersebut sedang stress.
7.     bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka pada permukaan tubuh. Cirri-ciri ini muncul pada ikan yang tersetang Carp Erithrodermatitis.
8.     Pembengkakan kulit, penonjolan pada kulit di pangkal ekor. Merupakan gejala dari carp pox.
9.     Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di dasar perairan, menggantung di permukaan air.
10. Ikan berwarna gelap, satu matanya rusak, yaitu cirri-ciri dari viral haemorhagic septicaemia.

              Ikan sakit secara internal dapat dilihat dengan ciri – ciri sebagai berikut:
1.     Respirasi tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ni dikarenakan oleh suhu yang tidak seuai dengan tubuh ikan.
2.     Darah berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak bisa mengikat O2 ( pada ikan ar tawar ), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL- dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ).
3.     Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan epitheliumnyaakibat protein dalam keadaan masam.
4.     Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.
5.     Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya degenerasi lemak pada hati.
6.     Kekurangan vitamin B-2 ( Riboflavin ) menyebabkan kataraks, photopobia, pendarahan pada nostril dan overcullum.
7.     Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki cirri-ciri bagian perut menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi pendarahan pada organ tubuh.
8.     Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih pada sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg pernafasan ikan menjadi terganggu.
9.     Akibat serangan virus, terjadi pembengkakan ( inflammatory ) pada jaringan, pertumbuhan jaringan menjadi tidak normal.
10. Spring viremia of carp menyebabkan cedera pada ginjal, hati, dan gelembung renang.
11. Limphocistis ( pembengkakan sel kulit ikan ) menyebabkan luka yang kronis ( tumor otak ) berwarna putih atau kemerahan, kemudian menjadi haemorhagic.
12. Infectious haemopoietic necrosis menyebabkan necrosis local pada ginjal, lmpha dan hati. Selain itu, adanya pop eye, akumulasi cairan pada rongga tubuh, usus membengkak, insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic pada mulut, dasar sirip dan organ dalam.
          Langkah-langkah yang harus dilakukan jika ikan terserang penyakit adalah mendeteksi tanda-tanda serangan dan mengidentifikasi secepat mungkin penyebabnya. Secara garis besar tanda-tanda ikan yang terserang penyakit adalah:
1.    Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga cenderung mengapung dipermukaan air.
2.    Nafsu makan menurun, ikan mengalami kesulitan untuk bernafas (mangap-mangap).
3.    Tubuh ikan tidak licin lagi karena selaput lender pada kulitnya habis.
4.    Terjadi pendarahan terutama didada, perut dan pangkal sirip. Pendarahan ini menunjukkan bahwa tingkat serangan penyakit sudah tinggi.
5.    Sisik rontok dan rusak serta sirip punggung, dada dan ekor mengalami rusak.
6.    Insang mengalami kerusakan dan apabila bagian perutnya dibelah akan terlihat bagian organ hatinya berwarna kekuning-kuningan (Aprianto, 1992).







IV. KESIMPULAN
            Kesimpulan dari hasil praktikum Identifikaasi Tnda-tanda Ikan Sakit dan Sehat adalah:
1.      Supaya mendapatkan hasil yang optimal, maka harus mengetahui ciri-ciri dari ikan yang sehat maupun sakit. Agar dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum penyakit tersebut menyebar.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pengisian laporan pemeriksaan laboratorium.










                            

























DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Sonagar, Yayat Dhahiyat, dan Ike Rustikawati. 2012.  Intensitas Dan   Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten     Garut, Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 3, No. 4.
Fidyandini, Hilma Putri, Sri Subekti, dan Kismiyati. 2012. Identifikasi Prevalensi   Ektoparasit pada Ikan Bandeng (Chanos chanos) yang Dipelihara di           Karamba Jaring Apung UPBL Situbondo dan di Tambak Desa    Bangunrejo     Kecamatan Jabon Sidoarjo. Unniversitas Airlangga.             Surabaya.
Ghiraldelli, Luciana, Mauricio Laterca Martins, Marcela Maia Yamashita, and        Gabriela Tomas Jeronimo. 2006. Ectoparasites Infulence on the Haematological Parameters of Nile Tilapia and Carp Cultured in the State             of Santa Catarina, South Brazil. Federal University of Santa Catarina.         Brazil.
Handayani, Retna, Y. T. Adiputra, dan Wardiyanto. 2014. Identifikasi Dan            Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) Dan Ikan Mas      (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung. Aquasains: Jurnal Ilmu            Perikanan Dan Sumberdaya Perairan.
Jhon, 1993. Budidaya Ikan Ait Tawar. Kanisius. Yogyakarta.
Nurdiyanto, dan Sumartono. 2006. Model Distribusi Monogenea Pada Ikan Nila    (Oreochromis niloticus) Di Daerah Istimewa Yogyakarta. UGM.             Yogyakarta
Sumiati, Tuti, dan Aryati, Yani. 2010. Penyakit Parasitik Ikan Hias Air Tawar.      Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Pusat Riset Perikanan   Budidaya: Bogor.
Tantu, Wandalia, Reiny A. Tumbol, Sammy N.J. Longdong. 2013. Deteksi             Keberadaan Aeromonas sp pada Ikan Nila yang Dibudidayakan di          Karamba Jaring Apung Danau Tondano. Tondano.
Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi, dan S. Nuryati. 2006. Inventarisasi Parasit Lele        Dumbo (Clarias sp.) Di Daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia.


Komentar

  1. makasih atas infonya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2CEy6Fs

    BalasHapus

Posting Komentar