Organ Reproduksi Hewan

 ORGAN REPRODUKSI HEWAN



 










Oleh :
Nama                             : Jihan Ibnu Hayyan
NIM                               : B0A013040
Rombongan                  : II
Kelompok                     : 1







LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2014




I.                    PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
             Semua jenis makhluk hidup berusaha meneruskan keturunannya, baik dalam kondisi lingkungan yang normal atau pun dalam kondisi lingkungan yang sulit. Secara khusus, reproduksi mempelajari perkembangbiakan makhluk hidup dengan segala seluk-beluk perkembangbiakannya. Biologi menggolongkan reproduksi makhluk hidup atas dua cara, yakni reproduksi  seksual dan reproduksi aseksual. Begitupun reproduksi pada hewan juga terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual pada hampir semua hewan, sedangkan reproduksi secara aseksual hanya terjadi pada hewan-hewan tertentu, terutama hewan-hewan invertaebrata (Anonim 2012).
             Reproduksi aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi aseksual biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakaang (avertebrata). Reproduksi seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi). Reproduksi aseksual pada hewan umumnya terjadi pada avertebrata dan tidak  melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan pada hewan secara aseksual, yaitu pertunasan, pembelahan sel, dan flagmentasi. Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan dan individus betina (Campbell 2004).
             Reproduksi aseksual pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan peleburan dua sel gamet. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secara kawin pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, sebagai contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan silang antara dua cacing yang kawin. Keuntungan cara reproduksi  secara aseksual ini adalah suatu individu tidak memerlukan pasangan untuk menghasilkan individu baru sehingga akan mempercepat penyebarluasannya serta hanya mengeluarkan sedikit energi dibandingkan dengan reproduksi secara seksual (Irlawati 2000).
             Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi pada tumbuhan. Beberapa cacing kecil berkembang biak dengan cara fregmentasi. Setelah tumbuh mencapai besar norma, cacing tersebut secara spontan terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setisp bagian berkembang menjadi dewasa dan proses tadi terulang lagi. Sejumlah hewan berkembang biak dengan cara pertunasan (budding). Pada beberapa spesies, seperti pada ubur-ubur, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada yang lain, misalnya koral, tunas tersebut tetap terikat pada induk dan proses ini menyebabkan terjadinya koloni. Pertunasan juga lazim didapatkan pada hewan parasit. Contoh yang terkenal adalah cacing pita. Cacing pita yang terdiri dari suatu kapsul  yang mengandung skoleks (Kimball 2000).
             Beberapa spesies hewan tingkat tinggi berkembangbiak dengan cara yang menarik yang disebut dengan partenogenesis. Hewan betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi anak tanpa di buahi. Partenogenesis terdapat pada     ikan-ikan tertentu, sejumlah serangga dan beberapa jenis kadal. Pada beberapa kasus, partenogenesis adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan gewan tertentu untuk berkembangbiak.Tetapi yang lebih lazim, hewan tersebut melakukan partenogenesis pada waktu tertentu. Perkembangbiakan secara partenogenesis lebih cepat daripada secara seksual dan cara ini memungkinkan spesies dapat cepat memanfaatkan sum ber makanan yang tersedia. Mungkin semua bentuk reproduksi aseksual melancarkan kolonisasi dan eksploitasi yang efisien (Irlawati 2000).
             Biasanya reproduksi aseksual adalah suatu alternatif dan bukanya suatu pengganti dari reproduksi seksual. Sebagaimana pada tumbuhan hanya pad reproduksi seksual dapat terjadi kombinasi gen baru. Dalam waktu yang lama, variabilitas genetik yang terjadi karena reproduksi seksual itulah yang memungkinkan suatu spesies secara cepat berdaptasi pada perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Pada hewan  tidak terdapat generasi haploid dan diploid secara bergantian (Kimball 2000).

1.2       Tujuan
             1. Mengamati organ reproduksi katak betina dan jantan
             2. Mengamati organ reproduksi ikan betina dan jantan                                     
  

II.                  MATERI DAN METODE
2.1       Materi
             Alat yang digunakan adalah bak bedah atau alas yang berfungsi sebagai tempat pembedahan, botol pembius, ether/kloroform,kapas, pinset,gunting,dan jarum pentul.
             Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Katak  (Fejervarya Cancrivora) jantan dan betina,serta Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) jantan dan betina.
2.2       Cara  Kerja
1. Pengamatan organ reproduksi katak
1.       Katak betina/jantan diambil, lalu masukkan kedalam botol pembius yang berisi kapas dengan telah dibubuhi ether atau kloroform.
2.       Setelah katak terbius, ambil dan letakkan pada bak preparat dengan posisis terlentang
3.       Kaki katak dirintangkan dengan ditusuk jari-jarinya dengan menggunakan jarum pentul.
4.       Dengan menggunakan gunting bedah, bagian perut disayat sepanjang garis midventral.
5.       Bagian usus dikeluarkan yang mengamati organ reproduksi.
6.       Organ-organ reproduksi betina/jantan yang ditemukan diamati lalu digambar sesuai posisinya dalam tubuh.
7.       Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar kerja dan diberi keterangan pada organ reproduksi yang diamati.
2.   Pengamatan organ reproduksi ikan lele
1.       Ikan nilem betina/jantan diambil.
2.       Ikan nilem diemahkan dengan cara merusak otak menggunakan jarum kasur.
3.       Ikan nilem yang sudah terbius atau mati direntangkan diatas bak preparat.
4.       Pada bagian kulit ikan tersebut dibuat guntingan tanpa merobes usunya.
5.       Dengan menggunakan pinset dan gunting bedah, digunting bagian dinding abdomen kearah atas dan samping tubuh
6.       Bagian perut ikan nilem tersebut dibuka dan digulung ususnya kebagian bawah, hingga tampak bagian gonadnya.
7.       Organ reproduksinya digambar sesuai posisinya didalam tubuh, hasilnya dituangkan dalam lembar kerja (dilengkapi keterangan gambar).




IV.                HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2     Pembahasan
             Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang di sebut hormone. Fungsinya mengatur dam mengontrol fungsi-fingsi tubuh, merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan beracam-macam jaringan dan berpengaruh pada tingkah laku mahluk. Pada daar otak terdapat glandula pituitaria, bagian anterior ini pada larvamenghasilkan hormone pertumbuhan. Hormone ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Bagian tengah akan menghasilkan akan menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai pebufon dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormone yang mengatur paengambilan air. Glandulae piroydea yang terdapat dibelakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormone thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen) pada permukaan ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin(mengubah glikogen menjadi glukosa). (Kastak and Schusterman, 1998).
a. Sistem Genitalia Jantan
1.         Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
2.         Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
b. Sistem Genitalia Betina
1.         Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
2.         Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelokkelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
             Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa gambar Osteochillus Hasselti dan fejervarya concrivora. Dari bahan yang dibawa masing-masing berjumlah sepasang yang memiliki alat reproduksi yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball (2000), bahwa  reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Osteochillus Hasselti dan fejervarya concrivora merupakan hewan yang bereproduksi secara seksual. Reproduksi secara seksual adalah sistem reproduksi yang melibatkan dua sel kelamin, yaitu sel telur dan spermatozoa. Keturunan yang dihasilkan dalam reproduksi seksual akan memiliki materi genetik yang merupakan gabungan dari kedua induknya.Sistem genitalia pada ikan berfungsi untuk melakukan perkembangbiakan. Organ utama pada ikan jantan berupa testis yang nantinya akan menghasilkan spermatozoa. Organ utama pada ikan betina berupa ovarium yang nantinya akan menghasilkan ovum. Ketika gamet jantan yaitu spermatozoa dan gamet betina yaitu ovum bila terjadi pembuahan akan menghasilkan zigot (individu baru) dan terjadi perkembangan embrio di dalam telur.
             Karakteristik organ reproduksi pada ikan dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Primer = Organ reproduksi primer pada ikan jantang berupa gonad yang akan menghasilkan hormon.
2.      Sekunder = Organ reproduksi sekunder yaitu :
            Organ Tambahan         : Saluran reproduksi ( ovipositor, clasper )
            Aksesoris                     : Benuk, ukuran, warna tubuh, dll.
             Ciri – ciri testis ikan :
1.       Berpasangan pada coeloem ( Cyclostomata – berdekatan, Elasmobranchia – bersatu pada posterior ).
2.       Lonjong, licin, kuat, lebih kecil daripada ovarium.
3.       Terletak pada dinding dorsal bagian tubuh
4.       Tergantung pada dorsal mesenterium (meschorchium)
5.       Warna putih kekuningan dan halus.
6.       Berat dapat mencapai 12 % dari berat tubuh atau lebih.
                Tipe testis ikan :
1.      Lobular (Teleostei)
                Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan telostei. Gabungan lobul – lobul yang terpisah, kulit luar berupa jaringan fibrious. Lobul : proses meiosis spermatogonia primer --- spermatozoa.
2.      Tubular (Guppy)
                Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan guppy. Merupakan bagian yang berdiri sendiri
                Ciri – ciri ovarium ikan :
1.  Berpasangan dalam coeloem (Elasmobranchia --- ovarium kiri tidak tumbuh. Cyclostomata --- ovarium bersatu pada medial).
2.  Bentuk lonjong dan berubah saat matang telur.
3.  Tergantung pada dorsal messenterium (mesovarium).
4.  Berwarna putih sebelum matang, dan berwarna kekuningan pada saat matang.
5.  Berat pada saat matang dapat mencapi 70 % dari berat tubuh.
                Tipe ovarium ikan :
1.      Syncronic
                Ovarium mengandung oocyte dengan stadia perkembangan yang sama --- berpijah sekali. Contoh: Anguilla (sidat).
2.      Syncronic sebagian
                Ovarium mengandung dua populasi oocyte dengan stadia perkembangan yang berbeda --- musim berpijah pendek. Contoh : ikan trout.
3.      Asyncronic (Metachrome)
                Ovarium mengandung oocyte dengan seluruh perkembangan stadia --- memijah beberapa kali selam musim pemijahan yang lama. Contoh : Oreochromis. Teleostei --- rongga ovarium menyatu dengan oviduct. Teleostei ovipar --- rongga ovarium tempat menampung ovum yang matang.
                Proses pembuahan pada elasmobranchii :
1.    Ovum dan ovarium matang (jumlah dan ukuran kuning telur).
2.    Celah vertikal antara lapisan pengikat felciform terbuka pada pleuroperitoneal ke dalam oviduct.
3.    Ovum keluar menuju oviduct dan terjadi pembuahan.
4.    Shell gland pada bagian atas oviduct melapisi ovum.
5.    Jaringan mesotubarium (frontal oviduct) berkembang saat gonad matang.
6.    Ventral oviduct berkembang --- uterus.
7.    Ovum terbuahi berkembang --- embrio.
8.    Pengeluaran anak melalui kloaka.
                Organ ciri seksual sekunder tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi. Organ seksual sekunder pada ikan yaitu :
1.       Bentuk tubuh jantan / betina lebih besar.
2.       Buncak pemijahan pada ikan jantan.
3.       Sirip ekor lebih panjang pada ikan jantan.
4.       Warna tubuh lebih cemerlang pada ikan jantan.
                Beberapa alat bantu pemijahan pada ikan yaitu :
1.       Gonopodium pada ikan seribu (Lebister reticulatus).
2.       Modifikasi sirip dada heterochir pada Xenodexia  untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan untuk masuk ke oviduct betina.
3.       Sirip perut yang termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada elasmobranchii menjamin fertilisasi internal.
4.       Tenaculum (semacam clasper yang terdapat pada bagian atas kepala) pada ikan Chimera.
5.       Ovipositor pada ikan Rhodes dan Careproctus
A.      Katak
             Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh(frandson rd,1992). Setiap ovum yang keluar akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepsang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovun dilanjutkan melalui oviduk (Putra, 2002).
             Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada kantong kloaka.
             Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Seperma yang di hasilkan berjumlah sepasang dan di salirkan kedalam vasdeverens. Vas deveren katak jantan bersatu dengan ureter . Dari vasdeveren sperma lalu bermuara ke kloaka. Setelah terjadi vertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang dibuahi kemudian akan berkembang menjadi berudu.
B.      Ikan
             Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external fertilization).
             Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot(Kriswantoro, 1986).
             Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas (seperti pada halnya manusia). Proses kawinnya ikan didahului dengan pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning) pada ikan ini berlangsung secara alamiah/insting.
             Diketahui ada cara lain dalam perkembangbiakan ikan yang direkayasa oleh manusia. Proses ini disebut “kawin suntik”. Namun proses ini umumnya adalah untuk mematangkan gonad pada ikan yang dirangsang sedemikian rupa sehingga si ikan mudah mengeluarkan telurnya dan mempercepat proses fertilisasi.
             Pada sebagian besar ikan, betina dan jantan merupakan individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa famili, seperti Sparidae dan Serrinadae, jantan dan betinanya bisa terdapat pada satu invidu sehinga mereka dapat melakukan pembuahan sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai hermaphroditic. Pada hermaphroditic, telur dan sperma sama-sama dihasilkan (baik pada waktu sama, maupun berbeda), selanjutnya mereka kawin dengan jenis hermaprodit lainnya. Pembuahan sendiri secara eksternal bisa terjadi pada ikan hermaphrodit yang akan mengeluarkan telur dan sperma secara simultan. Pada jenis hermaphrodit yang lain pembuahan internal sendiri juga dapat berlangsung.









IV. KESIMPULAN
Berdasar praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Organ reproduksi atau genitalia pada katak sawah (Fejervarya cancrivora)  betina terdiri dari : ovarium, tuba falopi, osteum  tuba, dan kloaka
2.    Organ reproduksi atau genitalia pada katak sawah (Fejervarya cancrivora)   jantan terdiri atas testis corpus adiposum, vesica urinaria, kelenjar adrena, dan kloaka.
3.    Organ reproduksi ikan lele ( Clarias Batracus ) jantan adalah testis yang bagian luarnya terdapat klasper yang bentuknya meruncing
4.    Organ reproduksi ikan lele ( Clarias Bathracus ) betina adalah ovarium yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan saat bereproduksi.





Komentar